PRAKTIKUM 7 : TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA INDIKATOR DAN PENGUKURAN pH (B1)

     

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA : INDIKATOR DAN PENGUKURAN pH



          Disusun oleh:

 

Dessy Kusuma (11220960000037)

Jingga Fitria P (11220960000039)

Amalia Putri      (11220960000043)

 Davina Azharani (11220960000045)

Trista Melia       (11220960000055)



PROGRAM STUDI KIMIA 

FAKULTAS SAINS SAN TEKNOLOGI 

UIN SYARIF HIDAYATULLAH 

JAKARTA 2022









BAB I 

PENDAHULUAN 


1.1 Prinsip Percobaan

          Pada praktikum kali ini menggunakan metode titrasi asam basa untuk mengetahui konsentrasi dan pH suatu larutan.


1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengetahui konsentrasi suatu larutan asam berdasarkan metode titrasi asam basa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


            Analisis Volimentrik (titrimetrik) secara umum merupakan cara cepat analisis kuantitatif yang mampu menghasilkan ketelitian dan ketepatan cukup tinggi. Pada pengerjaan ini perlu diperhatikan benar prosedur pembuatan larutan dan memakai selalu peralatan yang bebas dari lemak.

    Asam dan basa terurai sempurna dalam larutan. Oleh karena itu, pH pada sebagian titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi. Dalam titrasi ada beberapa titkm penting yang akan digunakan yaitu titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik dimana zat asam dengan basa sudah habis bereaksi, titik ini tidak dapat diamati secara fisik melainkan ini hanalahb teoritis. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik pada saat larutan yang direaksikan sudah melewati titik ekuivalen (berubah warna) dan titrasi dihentikan pada saat sudah mencapai titik akhir titrasi. 

        


BAB III

METODE PERCOBAAN


3.1. Alat dan Bahan

    a. Alat 

Alat yang digunakan : Buret 50 mL, Pipet Gondok 25 mL, Gelas piala 100 mL, Erlenmeyer 250 mL, Corong, dan Pipet tetes.

    b. Bahan

Bahan yang digunakan : Larutan NaOH 0,1 N, Asam Oksalat Dihidrat 0,1 N, Larutan Asam Klorida,  Indikator Fenolftalein , dan Aquades


3.2. Prosedur Percobaan


    A. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Dihidrat 0,1 N



B. Penentuan Konsentrasi HCl



BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil

            Dimuat data hasil pengamatan dalam praktikum ini sebagai berikut:

A. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1N

Volume larutan NaOH dalam skala buret

I (ml) 

II (ml) 

Awal titrasi

0

10,7

Akhir titrasi 

10,7

21,8

Selisih

10,7

11,1


Rata-rata titrasi = (10, 7+11, 1) / 2 = 10,9
Standarisasi NaOH: 
M1 . V1 = M2 . V2
0,05 . 20 = M2 . 10,9
1 = M2. 10,9
M2 = 0,091

B. Penentuan konsentrasi HCl

Volume larutan NaOH dalam skala buret

I (ml) 

II (ml) 

III (ml) 

Awal titrasi

0

4,3

7,5

Akhir titrasi

4,3

7,5

12,2

Selisih

4,3

3,2

4,7


Rata-rata titrasi = (4, 3+3, 2) / 2 = 3,75
Dengan menggunakan M1 = 0,091;
M1 . V1 = M2 . V2
0,091 . 3,75 = M2 . 10
M2 = 0,034  


4.2 Pembahasan 
            Pada percobaan standarisasi Natrium Hidoksida (NaOH) dengan larutan Asam Oksalat Dihidrat dilakukan sebanyak dua kali pengulangan, mengukur volume Asam Oksalat sebanyak 10 ml lalu dituang ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambah 10 ml air lalu ditambah 3 tetes Indikator PP. Setelah itu larutan Asam Oksalat diletakkan di bawah buret dan ditetesi dengan NaOH yang ada di dalam buret tetes demi tetes, erlenmeyer sambil digoyang-goyang hingga larutan Asam Oksalat yang semula bening berubah menjadi ungu. Perubahan warna disebabkan adanya indikator kimia, indikator kimia ini berfungsi untuk mengetahui kapan suatu sampel (titrat) telah habis bereaksi (mencapai titik ekuivalen), sehingga telah melampaui titik ekuivalen atau telah mencapai titik akhir titrasi dan terjadi perubahan warna yang spesifik (Swawikanti, Kenya. 2022). Lalu dicatat berapa ml NaOH yang terpakai pada percobaan pertama volume yang terpakai 10,7 ml. Selanjutnya mengulangi langkah-langkah yang sama pada percobaan pertama dan dicatat berapa volume NaOH yang terpakai, volume yang terpakai yaitu sebanyak 21,8 ml. Pada percobaan ini didapat konsentrasi NaOH 0,091 M. Titran (larutan standar pada buret) NaOH, titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) Asam Oksalat.
          Percobaan berikutnya menentukan konsentrasi HCl, NaOH dimasukkan ke dalam buret diambil 10 ml larutan HCl lalu dimasukan ke dalam erlenmeyer 250 ml kemudian ditetesi 3 tetes indikator PP, letakan erlenmeyer di bawah buret yang berisi NaOH tetesi sedikit demi sedikit sambil erlenmeyer digoyangkan. Setiap tetesnya harus disertai dengan pengocokan agar reaksi dapat terjadi secara optimal dan merata (Swawikanti, Kenya. 2022). Lakukan sampai terjadi perubahan warna, didapat volume NaOH yang terpakai 4,3 ml, larutan yang bertindak sebagai  titran adalah NaOH. Titran ini merupakan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya posisi titran terletak pada buret (Swawikanti, Kenya. 2022). Lalu HCl yang bertindak sebagai titrat, diulangi percobaan tersebut dan volume NaOH yang didapat 7,5 ml konsentrasi HCl yang didapat yaitu 0,034 M.




BAB V 
KESIMPULAN 


        Dari hasil dan pembahasan, dapat di simpulkan bahwa: 

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang telah diketahui konsentrasinya. Pada percobaan ini, titrasi dilakukan untuk  melakukan standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1N dan penentuan konsentrasi HCl. Volume rata-rata NaOH yang didapat yaitu sebesar 10,9 mL dan konsentrasi HCl yang diketahui adalah 0,0334 M.



DAFTAR PUSTAKA


 Nurhasni; Yusraini. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar 1. Program Studi Kimia. UIN Syarif                    Hidayatullah. Jakarta.

Swawikanti, Kenya. 2022. Penjelasan Titrasi Asam Basa Beserta Kurvanya Lengkap Kelas 11.                      https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-titrasi-asam-basa . Diakses 13 November 2022.





LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Praktikum 






MSDS
(Material Safety Data Sheets)


1. Nama Bahan Kimia​: Natrium Hidroksida (NaOH)
    Sifat Fisika ​​: Keadaan Fisik : Padat Penampilan : putih Bau : Tidak berbau pH : 14 (5% aq soln)                                 Tekanan Uap : 1 mm Hg pada739 derajat C Kepadatan Uap : Tidak tersedia. Tingkat                             Penguapan : Tidak tersedia. Viskositas : Tidak tersedia. Titik didih : 1390 derajat C pada                          760 mmHg Titik Pembekuan/Leleh : 318 derajat C
    Sifat Kimia ​​: Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia. Kelarutan : Larut. Gravitasi/Kepadatan Spesifik :                              2,13 g/cm3 Berat Molekul : 40
    Bahaya        ​​: Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada saluran                               pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembaban dari udara). Mata :                              Menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan kebutaan. Dapat                                               menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea. Kulit : Menyebabkan kulit                               terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan tembus. Tertelan : Dapat                               menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan                            luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan perforasi saluran                                               pencernaan. Menyebabkan sakit parah, mual, muntah, diare, dan syok.                                                       Inhalasi : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru.                                                   Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk,                                       luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma. Menyebabkan luka bakar                                   kimia pada saluran pernapasan. Kronis : Kontak kulit yang berkepanjangan                                              atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Efek mungkin tertunda.
    Penanganan ​​: Mata : Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15                               menit. Dapatkan bantuan medis segera. Kulit : Jika terjadi kontak, segera basuh kulit                               dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu                               yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum                                           digunakan kembali. Tertelan : Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan                            medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan                            apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri. Terhirup : Jika terhirup,                               pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit                               bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
 
2. Nama Bahan Kimia​: Asam Klorida (HCL)
    Sifat Fisika             ​​: Massa molar: 36,46 g/mol, Warna transparan cenderung kuning pusat, Titik                                             lebur: −27,32 °C, Titik didih: 48 °C, Keasaman: -6,3, Berbau tajam.
    Sifat Kimia             ​​: Merupakan oksidator kuat, Merupakan asam monoprotik (dapat terdisosiasi                                             sekali), Dapat melarutkan berbagai logam dan menghasilkan logam klorida dan                                      gas hidrogen.
    Bahaya                   ​​: Bila terkena kulit, HCl bisa membuat kulit melepuh, terbakar, dan nyeri. Jika                                         tidak sengaja tertelan, bahan kimia ini bisa menyebabkan nyeri seperti terbakar                                         yang parah, sakit perut hebat, muntah darah, dan nyeri dada.Sementara jika                                             terhirup, asam klorida bisa menyebabkan kerusakan pada paru- paru yang                                                 membuat pengambilan oksigen terganggu. Hal ini menyebabkan kebiruan pada                                         bibir dan kuku, dada terasa sesak, tersedak, batuk darah, pusing, serta pingsan.
    Penanganan           ​​: Bila terkena percikan asam klorida pada mata atau kulit, kamu dianjurkan untuk                                      membilas bagian yang terkena dengan air selama 15 menit. Jika tertelan, kamu                                         sangat dianjurkan untuk segera minum air atau susu. Jangan coba untuk                                                     memuntahkannya. Bila menghirup bahan kimia beracun ini, segera pindah ke                                         tempat terbuka dan hirup udara segar. Setelah itu, segera ke rumah sakit terdekat                                      untuk melakukan pemeriksaan.
 
3. Nama Bahan Kimia​: Aquades
    Sifat Fisika             ​​: memiliki berat molekul 18,02 g/mol, berbentuk cairan, tidak berwarna, tidak                                          berbau, memiliki titik didih 100 C, tekanan uap 2,3 kPa, densitas 1000 kg/m
    Sifat Kimia             ​​: memiliki pH = 7, tidak mudah terbakar, tidak beracun, tidak bersifat korosif,                                          terbentuk dari 2 atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan 1 atom oksigen.
    Bahaya                    ​​: jika diminum dalam jangka waktu yang lama, tubuh dapat mengalami defisiensi                                       mineral
    Penanganan             ​​: Konsumsi suplemen, perawatan medis darurat
 
4. Nama Bahan Kimia  ​: Indikator fenolftalein
    Sifat Fisika & Kimia​: Keadaan Fisik : Padat Penampilan : hampir putih Bau : Tidak berbau. pH :                                                Tidak tersedia. Tekanan Uap : Diabaikan. Kepadatan Uap : Tidak tersedia.                                                Tingkat Penguapan : Diabaikan. Viskositas : Tidak tersedia. Titik didih : Tidak                                         tersedia. Titik beku/lebur : 261 - 263 derajat C Suhu Penguraian : Tidak                                                    tersedia. Kelarutan : tidak larut Density : 1,299 Formula Molekul : C20H14O4                                         Berat Molekul : 318,32
    Bahaya                     ​​: Mata: Dapat menyebabkan iritasi mata. Kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit.                                        Tertelan: Menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare.                                        Diharapkan menjadi bahaya konsumsi yang rendah. Terhirup: Dapat                                                        menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Bahaya rendah untuk penanganan                                           industri biasa. Kronis: Dapat menyebabkan cedera ginjal
    Penanganan             ​​: Mata: Bilas mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali                                                   mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis. Kulit:                                               Dapatkan bantuan medis. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Lepaskan                                        pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bilas kulit dengan banyak sabun dan                                           air. Tertelan: Jika korban sadar dan waspada, berikan 2-4 cangkir susu atau air.                                        Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak                                               sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi atau gejala. Inhalasi:                                           Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika tidak bernapas,                                           berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan                                               bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul. Catatan untuk Dokter: Rawat                                        sesuai gejala dan suportif
 
5. Nama Bahan Kimia  ​: Indikator metil merah
    Sifat Fisika & Kimia: Keadaan Fisik : Cair Penampilan : tidak berwarna Bau : Bau alkohol. pH :                                                Tidak tersedia. Tekanan Uap : 33 mm Hg Kerapatan Uap : 2,1 (udara=1) Laju                                         Penguapan : 1,5 (n-butil asetat=1) Viskositas : 2,1 cP pada 25 derajat C 52                                                Titik didih : 82 derajat C Titik beku/lebur : -90 derajat C Suhu Dekomposisi :                                            Tidak tersedia. Kelarutan : Benar-benar larut dalam air. Berat Jenis/Kerapatan :                                         0,78 (air=1) Rumus Molekul : Campuran Berat Molekul :Tidak tersedia
    Bahaya ​​                    : Mata: Menghasilkan iritasi, ditandai dengan sensasi terbakar, kemerahan,                                               robek, peradangan, dan kemungkinan cedera kornea. Kulit: Dapat                                                           menyebabkan sensitisasi kulit, reaksi alergi, yang menjadi jelas setelah terpapar                                        kembali bahan ini. Kontak yang lama dan/atau berulang dapat menyebabkan                                           penghilangan lemak pada kulit dan dermatitis. Dapat menyebabkan iritasi                                               dengan rasa sakit dan menyengat, terutama jika kulit terkelupas. Tertelan:                                                  Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare.                                               Dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf                                        pusat, ditandai dengan kegembiraan, diikuti oleh sakit kepala, pusing, kantuk,                                           dan mual. Tahap lanjut dapat menyebabkan kolaps, tidak sadarkan diri, koma                                           dan kemungkinan kematian akibat gagal napas. Inhalasi: Menghirup                                                       konsentrasi tinggi dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat yang ditandai                                           dengan mual, sakit kepala, pusing, tidak sadar dan koma. Menghirup uap dapat                                         menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Kronis: Kontak kulit yang                                                           berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan penghilangan lemak dan                                              dermatitis. Dapat menyebabkan reaksi alergi kulit di beberapa area.
    Penanganan             ​​: Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali                                       angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera. Kulit:                                          Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang atau berlanjut. Bilas kulit                                              dengan banyak sabun dan air. Tertelan: Jika korban sadar dan waspada, berikan                                       2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut                                              kepada orang yang tidak sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis segera.                                                  Terhirup: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan pindahkan                                          ke udara segar segera. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit                                       bernafas, berikan oksigen. Catatan untuk Dokter: Tes aseton urin dapat                                                      membantu dalam diagnosis. Penangkal: Tidak ada yang dilaporkan
 
6. Nama Bahan Kimia   ​: Asam Oksalat Trihidrat
    Sifat Fisika & Kimia : Keadaan Fisik : Bubuk Penampilan : putih Bau : tidak berbau pH : 1,3 (0,1 M                                          soln) Tekanan Uap : 0,92 mmHg @ 60 derajat C Densitas Uap : 4,62 Titik                                                 Beku/Leleh : 101 derajat C Kelarutan : Cukup Larut. 1g/7ml Berat Jenis :                                                 1,653 @ 18,5oC Rumus Molekul : C2H2O4.2H2O Berat Molekul : 126.04
    Bahaya                      ​​: Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat mengakibatkan cedera                                                kornea. Menyebabkan kemerahan dan nyeri. Kulit: Berbahaya jika diserap                                                melalui kulit. Menyebabkan iritasi kulit yang parah dan kemungkinan luka                                                bakar. Luka bakar kimia yang jarang dapat terjadi akibat asam oksalat dan                                                dapat menyebabkan hipokalsemia. Gangren telah terjadi di tangan orang yang                                         bekerja dengan larutan asam oksalat tanpa sarung tangan karet. Lesi kulit                                                ditandai dengan pecahnya kulit dan perkembangan ulkus yang lambat sembuh.                                         Kulit mungkin berwarna kebiruan, dan kuku rapuh dan kuning. Proses                                                    menelan: Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Asam oksalat                                            beracun karena sifat asam dan chelatingnya. Ini sangat beracun ketika tertelan.                                         Sedikitnya 5 gram (71 mg/kg) bisa berakibat fatal. Ulserasi mulut, muntah                                                darah, dan munculnya syok, kejang, kedutan, tetani, dan kolaps kardiovaskular                                         26 yang cepat dapat terjadi setelah konsumsi asam oksalat atau garam                                                        larutnya. Asam oksalat dapat mengikat kalsium membentuk kalsium oksalat                                            yang tidak larut pada pH fisiologis. Kalsium oksalat yang terbentuk dapat                                                mengendap di tubulus ginjal dan otak. Hipokalsemia akibat pembentukan                                                kalsium oksalat dapat mengganggu fungsi jantung dan saraf.                                                                    Inhalasi:Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan. Menghirup                                        debu atau uap asam oksalat menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan,                                               protein dalam urin, mimisan, ulserasi selaput lendir, sakit kepala, gugup, batuk,                                        muntah, kekurusan, sakit punggung (karena cedera ginjal), dan kelemahan.                                               Kronis: Menghirup debu atau kabut asam oksalat dalam jangka waktu lama                                               dapat menyebabkan penurunan berat badan dan peradangan saluran                                                           pernapasan. Tikus yang diberi asam oksalat 2,5 dan 5% dalam makanan selama                                        70 hari mengalami penurunan fungsi tiroid dan penurunan berat badan. Sebuah                                        studi tentang pembersih gerbong kereta api di Norwegia yang sangat terpapar                                           larutan asam oksalat dan uap mengungkapkan prevalensi 53% urolitiasis                                                   (pembentukan batu kemih), dibandingkan dengan tingkat 12% di antara pekerja                                        yang tidak terpapar dari perusahaan yang sama.
    Penanganan             ​​: Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air setidaknya                                               selama 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera. Kulit: Jika terjadi kontak,                                           segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil                                                       melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis                                        segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Tertelan: Jika tertelan,                                                   JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar                                               penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut                                           kepada orang yang tidak sadarkan diri. Terhirup: Jika terhirup, pindahkan ke                                           udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas,                                        berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis. Penangkal: Pemberian kalsium                                               glukonat atau kalsium klorida intravena mungkin diperlukan jika terjadi                                                   hipokalsemia atau tetani hipokalsemia.






Komentar

Postingan Populer