[B1] Laporan Reaksi Pembatas

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

REAKSI PEMBATAS


Nama : 1.) Muhammad Zidan Priadi (11220960000049)

   2.) Abhi Bayu Saputra (11220960000053)

    3.) Rizki Setiawan (11220960000065)

Kelas : 1 - B1

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022



BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Prinsip Percobaan

 Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui cara memnentukan reaksi pembatas dari suatu reaksi kimia pembatas

2. mengetahui cara memprediksi hubungan antara tinggi endapan yang terbentuk dengan banyak produk yang dihasilkan

3. mengetahui cara menghitung endapan yang terbentuk berdasarkan prinsip stoikiometri

4. mengetahui cara menentukan persen yield dari endapan yang terbentuk.


 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang bereaksi dan yang dihasillkan pada suatu reaksi. Menurut Isma (2008), stoikiometri erat kaitannya dengan perhitungan kimia dan untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas stoikiomerti yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol. Untuk memahami konsep stoikiometri secara keseluruhan, diharuskan memahami hukum dasar kimia yang meliputi hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum Gay Lussac, dan Hipotesis Avogadro yang dimana hukum itu digunakan dalam perhitungan stoikiometri (Kurniawan,2022).

Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi jumlah produk yang diperoleh. Dalam reaksi kimia terdapat dua jenis pereaksi yaitu pereaksi pembatas dan peraksi berlebih. Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat (pereaksi) yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi. Dikatakan membatasi jumlah produk yang dihasilkan dikarenakan zat tersebut telah habis terlebih dahulu ketika zat yang lain masih tersedia. Atau dengan kata lain, pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis terlebih dahulu.

Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap peraksi masing-masing dengan koefisiensi reaksinya. Penentuan pereaksi pembatas dapat dilakukan hanya ketikda persamaan reaksi kimia sudah berada dalam keadaan setara. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang nilai koefisiennya paling kecil setelah pereaksi pembatas ditentukan, perhitungan selanjutnya untuk menentukan jumlah produk yang dihasilkan, mol pereaksi pembatas digunakan sebagai pembanding. Penentuan pereaksi pembatas ini sangat penting untuk tujuan efisiensi dari penggunan pereaksi pada suatu reaksi kimia tertentu. (Nurhasni, 2022)


BAB III

METODE PERCOBAAN


3.1 Alat

Tabung reaksi 6 buah, rak tabung reaksi, pipet tetes 6 buah, gelas ukur 10ml

3.2 Bahan

Larutan Na2CO3¬ 1 M, Larutan Na2CO3 0.5 M, Larutan CaCl2 1 M, Larutan CaCl2 0.5 M, Larutan CaCl2 0.1 M, Larutan CaCl2 0.05 M

3.3 Prosedur Percobaan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Hasil Data Percobaan

4.2 pembahasan

Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui reaktan yang pertama kali habis digunakan. pecobaan ini dilakukan dengan variasi konsentrasi Na2CO3 dan CaCl2 dengan masing-masing volume larutan 5 ml. Pengocokan dilakukan dengan menggunakan vortex bertujuan untuk memperoleh hasil percobaan yang optimal, kemudian didiamkan selama 30 menit.

Hasil reaksi antara Na2CO3 dengan CaCl2 akan menghasilkan larutan garam NaCl dan endapan CaCO3 berwarna putih dengan persamaan kimia sebagai berikut:

Na2CO3 (aq) + CaCl2 (aq) → 2NaCl (aq) + CaCO3 (s)

Persamaan tersebut perlu disetarakan agar dapat diketahui pereaksi pembatasnya. Dari data yang diperoleh pada tabel 4.1, terdapat tinggi endapan yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama yang dimana jumlah mol reaktannya sama yaitu 5 mmol, tidak ada reaksi pembatas, hal ini dikarenakan kedua dari pereaksi tersebut habis bereaksi sehingga tidak ada yang tersisa, hal ini serupa dengan percobaan ketiga yang mol reaktannya sama yaitu 2.5 mmol. Namun, tinggi endapan antara percobaan pertama dan ketiga berbeda, dimana tinggi endapan percobaan pertama yaitu 0.7 cm sedangkan yang ketiga 0.6 cm, serta mol endapan yang terbentuk pada percobaan pertama 5 mmol sedangkan yang ketiga 2.5 mmol. Pada percobaan kedua, keempat, kelima, dan keenam memiliki reaksi pembatas. Tetapi pada percobaan keempat pereaksi pembatasnya adalah Na2CO3 dimana mol Na2CO3 yaitu 2.5 mmol dan mol CaCl2 yaitu 5 mmol sehingga dihasilkan endapan dengan tinggi 0.6 cm dan mol endapannya yaitu 2.5 mmol, sedangkan percobaan kedua, kelima, dan keenam pereaksi pembatasnya yaitu CaCl2. Pada percobaan kedua mol Na2CO3 yaitu 5 mmol dan mol CaCl2 yaitu 2.5 mmol sehingga dihasilkan endapan dengan tinggi 0.6 cm dan mol endapannya 2.5 mmol. Pada percobaan kelima mol Na2CO3 yaitu 2.5 mmol dan mol CaCl2 yaitu 0.5 mmol menghasilkan endapan dengan tinggi 0.3 cm dan mol endapannya 0.5 mmol. Pada percobaan keenam mol Na2CO3 yaitu 2.5 mmol dan mol CaCl2 yaitu 0.25 mmol menghasilkan endapan dengan tinggi 0.2 cm dan mol endapannya yaitu 0.25 mmol.

 Pada percobaan ini dapat disimpulkan semakin kecil konsentrasi senyawanya, semakin kecil tinggi endapan dan jumlah molnya semakin kecil.


BAB V

KESIMPULAN

     Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa

1. Reaksi pembatas yaitu reaktan yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi

2. Semakin tinggi endapan yang terbentuk, semakin banyak pula produk yang dihasilkan

3. Untuk menghitung endapan yang terbentuk, persamaan reaksi harus disetarakan terlebih dahulu dengan menuliskan koefisien di depan rumus zat pereaksi dan zat hasil reaksinya, kemudian dihitung dengan prinsip stoikiometri

4. Untuk menentukan persen yield dari endapan yang terbentuk yaitu

% hasil = hasil sebenarnya / hasil teoritis x 100% 


DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan. 2022. Konsep Dasar Stoikiometri. Diakses pada 16 Oktober 2022 di https://www.superprof.co.id/blog/materi-stoikiometri/


Nurhasni, M.Si., Dr. DIS Yusraini, M.Si. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar 1. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Isma, Jogi. 2008. Modul Kimia - Program Matrikulasi Fakultas Teknik Tahun 2008. Diakses pada 16 Oktober 2022 di https://www.academia.edu/8516606/BAB_1_DASAR_DASAR_STOIKIOMETRI 


LAMPIRAN

TUGAS DAN JAWABAN

1. Hasil Pengamatan

2. Tuliskan reaksi yang terjadi serta persamaan reaksi ionnya

Jawab: Na2CO3 (aq) + CaCl2 (aq) → 2NaCl (aq) + CaCO3 (s)

Reaksi ionik: Ca2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq + CO32-(aq) → CaCO3 (s) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Reaksi ion bersih: Ca2+(aq) + CO32-(aq) → CaCO3 (s)

3. Untuk menghasilkan 1 mol produk berapa mol Na2CO¬3 dan CaCl2 yang diperlukan

Jawab: Dibutuhkan 1 mol Na2CO¬3 dan 1 mol CaCl2 untuk menghasilkan 1 mol produk


PERHITUNGAN

-     


FOTO KEGIATAN


MSDS
1. Kalsium klorida (CaCl2)
Sifat Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
Titik didih : 1600 derajat C @ 760 mmHg
Titik pembekuan/lebur :782 derajat C
Kelarutan : Larut.
Berat jenis : 2.1500 g/cm3
Rumus Molekul : CaCl2
Berat Molekul : 110.99
Bahaya
Mata : Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi parah, dan
kemungkinan luka bakar pada mata
Kulit : Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan kemungkinan luka bakar,
terutama jika kulit basah atau lembab.
Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan yang parah dengan
mual, muntah dan kemungkinan luka bakar. Dapat menyebabkan gangguan
jantung. Dalam kasus yang sangat parah, kejang,pernapasan cepat, detak
jantung lambat, atau kematian dapat terjadi.
Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian
atas dengan rasa sakit, luka bakar, dan peradangan.
Kronis: Efek mungkin tertunda.
Penanganan
Mata : Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit : Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Jika korban sadar dan waspada, berikan
2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang tidak sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis.
Terhirup: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan bantuan medis.

2. Natrium karbonat (Na2CO3)
Sifat fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Bubuk
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH : Tidak tersedia.
Tekanan Uap : Tidak tersedia.
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.
Viskositas : Tidak tersedia.
Titik didih : 1600 derajat C pada 760 mmHg
Titik Leleh : 851 derajat C
Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.
Kelarutan : 22 g/100mL (20 °C)
Gravitasi / Kepadatan Spesifik : 2.53
Berat Molekul : 105,99
Identifikasi Bahaya
Mata: Menyebabkan iritasi mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran
air mata).
Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit.
Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Mungkin
berbahaya jika tertelan.
Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan.
Kronis: Efek reproduksi yang merugikan telah dilaporkan pada hewan.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis.
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan bantuan medis.

Komentar

Postingan Populer