[B1] Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 Pembuatan Larutan
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
PEMBUATAN LARUTAN
Tanggal Praktikum : 19 September 2022
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas : Kimia 1B
Disusun Oleh : - Aini Latifah (11220960000041)
- Fidhalina Mahfizhah (11220960000047)
- Trista Melia (11220960000055)
Dosen : Ahmad Fathoni, M.Si.
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PRINSIP PERCOBAAN
Pada percobaan ini, dilakukan pencampuran antara fasa padatan maupun fasa cairan dengan zat pelarut nya (aquades). Percobaan ini dilakukan berdasarkan peranan penting larutan dalam kehidupan.
1.2. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu membuat larutan dari zat berfasa padatan dan berfasa cairan pekat.
Mahasiswa mampu menentukan massa dan volume zat yang digunakan pada proses pembuatan larutan serta menghitung konsentrasi larutan yang dibuat dengan berbagai jenis satuan konsentrasi (molaritas, molalitas, persen, ppm, fraksi mol, dan normalitas).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut (solute) dalam suatu satuan volume atau bobot dari pelarut/larutan. Konsentrasi suatu larutan dapat dinyatakan dalam beberapa satuan diantaranya :
Konsentrasi dalam persen.
3 macam konsentrasi dalam persen yaitu : persen bobot/bobot (%w/w) menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, persen volume/volume (%v/v) menyatakan banyaknya ml zat larutan dalam 100 ml larutan, persen bobot/volume (%w/v) menyatakan banyaknya gram zat larutan dalam 100ml larutan.
Konsentrasi dalam fraksi mol
Fraksi mol (x) menyatakan mol zat terlarut per mol total.
Konsentrasi dalam part per million (ppm)
Sistem part per million (ppm) ini Memberikan berapa bagian satu komponen itu dalam 1 juta bagian campuran. ppm atau bagian per sejuta menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg atau 1 liter larutan
Konsentrasi dalam molar (molaritas)
Molaritas (M) menyatakan banyaknya mol zat terlarut per liter larutan karena konsentrasi dalam molar merupakan konsentrasi berdasarlan volume, sedangkan volume merupakan fungsi dari suhu maka molaritas dipengaruhi oleh suhu.
Konsentrasi dalam molal (molalitas)
Molalitas (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Karena bobot tidak dipengaruhi oleh suhu maka molalitas adalah konsentrasi yang bebas dari pengaruh suhu.
Konsentrasi dalam formalitas
Formalitas (F) adalah banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter larutan. Bobot rumus biasanya sinonim dengan bobot molekul, karena itu biasanya formalitas sama dengan molalitas.
Konsentrasi dalam normal (normalitas)
Seperti formalitas dan molalitas, sistem konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan. Normalitas (N) menyatakan banyaknya ekuivalen zat terlarut per liter larutan. Ekuivalen ini merupakan banyaknya suatu zat yang Memberikan atau bereaksi dengan 1 mol H+ (asam-basa), 1 mol elektron (redoks), atau 1 mol kation bervalensi satu (pengendapan dan pembentukan kompleks).
Dalam membuat larutan standar baik larutan NaOH dari NAOH padat harus dilakukan perhitungan massa NaOH padat yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaOH pada konsentrasi tertentu. Sedangkan, pada pembuatan larutan HCl dari pengenceran HCL pekat terlebih dahulu harus ditentukan nilai konsentrasi HCl pekat yang akan digunakan. Oleh karena itu, Tentukan dahulu berapa banyak larutan standar yang akan dibuat dan Hitung berapa banyak larutan asli yang harus diencerkan. Jika dilakukan pembuatan larutan dengan konsentrasi lebih kecil dari konsentrasi awal pengenceran, digunakan persamaan pengenceran yaitu:
V1 × N1 = V2 × N2
Dimana:
V1 = Volume larutan asli yang dipakai/diperlukan
N1 = Konsentrasi larutan asli/awal
V2 = Konsentrasi larutan standar yang akan dibuat
N2 = Volume larutan standar yang akan dibuat
(Nurhasni dan Yusraini, 2022)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat
Labu ukur 100 ml (2 buah), labu ukur 50 ml (1 buah), pipet tetes (2 buah), gelas piala 100 ml (1 buah), corong (1 buah), termometer (1 buah), botol semprot (1 buah), batang pengaduk (1 buah), dan spatula (1 buah).
3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah; larutan H2SO4 pekat, larutan HCl pekat, padatan NaOH, dan aquadest.
3.3. Prosedur Percobaan
Pembuatan larutan HCL 0,1 N
Pembuatan Larutan Baku Primer Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N
Pembuatan Larutan H2SO4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan pembuatan larutan HCL 0,1 N
Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Tabel 2. Hasil Pengamatan pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Tabel 3. Hasil Pengamatan pembuatan larutan H2SO4
Pembuatan larutan H2SO4
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan beberapa larutan (larutan HCl 0,1 N, larutan NaOH 0,1 N, dan larutan H2SO4) yang bertujuan agar mahasiswa mampu membuat larutan dari zat berfasa padatan dan cairan pekat, serta agar mahasiswa mampu menentukan massa dan volume zat yang digunakan.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan HCl 0,1 N. Sebelumnya dilakukan perhitungan untuk menentukan konsentrasi (normalitas) HCl dan penghitungan V2 (volume larutan standar yang akan dibuat) dari HCl sebelum melakukan pembuatan larutan HCl 0,1 N. Dilakukan perhitungan dengan rumus mencari normalitas (molaritas × 2) dan rumus volume larutan standar;
V2 = (N2 × V1)/N1.
Dimana:
V2 = Konsentrasi larutan standar yang akan dibuat
N2 = Volume larutan standar yang akan dibuat
V1 = Volume larutan asli yang dipakai/diperlukan
N1 = Konsentrasi larutan asli/awal
Setelah dilakukan perhitungan, diambil labu ukur dan diisi dengan sedikit aquadest. Karena larutan yang digunakan (HCl) merupakan asam pekat, dimana larutan tersebut memiliki suhu yang lumayan tinggi (panas) sehingga dalam pengenceran ini labu ukur diberi aquadest terlebih dahulu untuk menghindari letupan yang dihasilkan dari perubahan panas yang spontan. Kemudian ditambahkan HCl dengan jumlah yang telah diperhitungkan tadi. Dan setelahnya, diberikan lagi aquadest sedikit demi sedikit agar tercampur dengan baik dan mendapatkan larutan yang homogen. (Adi, Putra. 2021)
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan NaOH (0,1) N didapatkan hasil bahwa zat terlarut yang digunakan adalah sebanyak 0,4 gram. Hasil tersebut didapatkan dari perhitungan awal dengan menggunakan perhitungan rumus :
N = (g/Be) x (1000/V)
dimana nilai BE NaOH = BM
BM = 40 gr/ml
0,1 = (gr/40) x (1000/100)
gr = 40 x100 x 0,1 / 1000
gr = 0,4 gram
Kemudian 0,4 gram NaOH ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas piala, dilarutkan dengan aquades sambil diaduk. setelah itu dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambah aquades sedikit demi sedikit sampai tanda batas dan dikocok. Hasilnya terlihat NaOH larut dalam aquadest. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dinyatakan oleh (Chang, 2004) dimana larutan di definisikan sebagai campuran dua zat atau lebih yang membentuk satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah.
Untuk percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan H2SO4, didapatkan hasil akhir banyaknya gram terlarut dan gram pelarut berturut-turut adalah 29,44 dan 40,79. Dengan total massa akhir dari larutan H2SO4 86,59 gram, dilakukan perhitungan dengan beberapa jenis satuan konsentrasi.
Langkah awal pembuatan larutan H2SO4 adalah dengan menghitung terlebih dahulu wadah untuk membuat larutan tersebut, yaitu labu ukur 50 ml. Setelah itu dimasukkan 30 ml aquadest ke dalam labu ukur yang telah ditimbang, dilanjutkan dengan dimasukkannya cairan H2SO4 pekat sebanyak 3 ml ke dalam labu ukur yang sama. Kedua langkah tersebut masing-masing ditimbang berurutan. Langkah selanjutnya yaitu menambahkan aquadest hingga mencapai garis batas lalu dikocok hingga homogen setelah ditimbang sebelumnya.
Saat pencampuran antara cairan H2SO4 pekat dengan zat pelarut berupa aquadest, cairan H2SO4 pekat tersebut larut dalam aquadest dan menjadi larutan homogen. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik atau sifat kimia dari H2SO4. Dikarenakan H2SO4 ini bersifat korosif yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, maka percobaaan ini dilakukan di dalam lemari asam.
BAB V
KESIMPULAN
Telah dihasilkan larutan dari zat berfasa padatan yaitu padatan NaOH, dan dari zat berfasa cairan pekat yaitu H2SO4 pekat dan HCl pekat. Dibutuhkan 0,4 gram padatan NaOH untuk membuat larutan NaOH 0,1N sebanyak 100 ml. Dan untuk membuat larutan HCl dengan konsentrasi 0,1N sebanyak 100 ml, dibutuhkan 0,8 ml HCl pekat sebagai zat terlarut nya. Melalui perhitungan konsentrasi dengan berbagai jenis satuan, didapatkan hasil untuk membuat larutan H2SO4 yaitu 29,44 gram untuk zat terlarutnya dan 40,79 gram sebagai zat pelarutnya.
Pada pembuatan larutan H2SO4 dapat dilakukan perhitungan konsentrasi dengan beberapa jenis satuan, yaitu molaritas, molalitas, persen (%V/V, %W/W, dan %W/V), PPM, fraksi mol, dan normalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Syihab, Rais. 2022. Pembuatan Larutan. Diakses pada 16 Oktober 2022. Dari
https://www.academia.edu/17271176/Pembuatan_Larutan#:~:text=Prinsip%20perco
baan%20pembuatan%20larutan%20didasarkan,akan%20menjadi%20larutan%20yan
Nurhasni dan Yusraini. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar 1. Jakarta. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Adi, Putra. 2021. Introduction Larutan HCl. Diakses pada 16 Oktober 2022. Dari
http://poltekkesbengkulu.ac.id/analis/introduction-larutan-hcl
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep - Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta.
Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN
Gambar 1. Penimbangan labu ukur Gambar 2. Pengisian labu ukur dengan
sebelum diberi larutan. aquadest.
Gambar 3. Pengambilan H2SO4 Gambar 4. Penghitungan suhu setelah labu
dengan pipet ukur dan rubber bulb ukur diisi dengan larutan.
(karet penghisap).
LAPORAN SEMENTARA
Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Normalitas 37% HCl = 12,06
V2 = (N2 × V1)/N1
V2 = (0,1 × 100)/12,06
V2 = 10/12,06
V2 = 0,8 mL
Pembuatan larutan NaOH 0,1N
BM = 40 gr/m
BE NaOH = BM = 40 gr/m
N = gr/BM × 1000/100
0,1 = gr/40 × 1000/100
gr = (40 × 100 × 0,1)/1000
gr = (400)/1000
gr = 0,4 gram
Pembuatan larutan H2SO4
a = 34,26 gram
b = 57,15 gram
c = 68,69 gram
d = 86,59 gram
T1 = 30°C
T2 = 45°C
gr pelarut = 86,59 - 34,26 - 11,54
gr pelarut = 40,79
gr terlarut = 86,59 - (22,89 + 34,26)
gr terlarut = 29,44
% v/v = 3/50 = 0,06 = 6%
% w/w = 68,69/86,59 = 0,79 = 79%
% w/v = 68,69/50 = 1,37 =137%
Molalitas
= gr terlarut/Mr × 1000/gr pelarut
= 29,44/88 × 1000/40,79
= 7,364 m
Molaritas
= gr terlarut/Mr × 1000/V pelarut
= 29,44/98 × 1000/50
= 6 M
Normalitas
= 6 M × 2
= 12 N
ppm
= gr terlarut/gr larutan × 10⁶
= 29,44/86,59 × 10⁶
= 0,33 × 10⁶
= 3,3 × 10⁵
Fraksi Mol
np = 40,79/18
np = 2,26
nt = 29,44/98
nt = 0,3
Xp = np/(nt + np)
Xp = 2,26/(0,3 + 2,26)
Xp = 2,26/2,56
Xp = 0,88
Evaluasi Post Praktikum
Data Hasil Pengamatan
Pembuatan Larutan HCl 0,1N
V HCl pekat yang diperlukan untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 mL adalah 0,8 ml
Pembuatan Larutan Baku Sekunder NaOH
Massa NaOH yang ditimbang = 0,4 gram
Pembuatan Larutan H2SO4
Berat labu ukur kosong a = 34,26 gram
Berat aquadest + labu ukur b = 57,15 gram
Berat H2SO4 + labu ukur c = 68,69 gram
Berat campuran d = 86,59 gram
T1 = 30°C
T2 = 45°C
Tentukan konsentrasi H2SO4 yang dihasilkan dalam satuan konsentrasi (% w/w), (% v/v), (% w/v), molaritas, molalitas, normalitas, ppm, dan fraksi mol.
% w/w = 68,69/86,59 = 0,79 = 79%
% v/v = 3/50 = 0,06 = 6%
% w/v = 68,69/50 = 1,37 =137%
Molaritas
Molalitas
= gr terlarut/Mr × 1000/gr pelarut
= 29,44/88 × 1000/40,79
= 7,364 m
Normalitas
= 6 M × 2
= 12 N
ppm
= gr terlarut/gr larutan × 10⁶
= 29,44/86,59 × 10⁶
= 0,33 × 10⁶
= 3,3 × 10⁵
Fraksi Mol
np = 40,79/18
np = 2,26
nt = 29,44/98
nt = 0,3
Xp = np/(nt + np)
Xp = 2,26/(0,3 + 2,26)
Xp = 2,26/2,56
Xp = 0,88
Komentar
Posting Komentar