Laporan Reaksi Kimia B1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
REAKSI KIMIA
Disusun oleh :
Dessy Kusuma Dwiyani ( 11220960000037 )
Jingga Fitria Putri ( 11220960000039 )
Amalia Putri ( 11220960000043 )
Davina Azharani ( 11220960000045 )
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dalam reaksi kimia berdasarkan ciri dan tanda telah terjadinya suatu reaksi yaitu perubahan warna, terlihatnya endapan, terlihatnya gas dan perubahan suhu.
Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengetahui, mengenal, serta dapat memahami ciri – ciri dalam mengidentifikasi suatu reaksi kimia.
Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis – jenis reaksi kimia berdasarkan produk yang dihaislkan.
Mahasiswa mampu menjabarkan persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi kimia yang berlangsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bangun ( struktur ) materi dan perubahan – perubahan yang di alami materi dalam proses proses alamiah, maupun dalam eksperimen yang di rencanakan. Struktur dan perubahan yang dialami merupakan bidang kimia yang menyajikan baik suatu dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu alat.
Sifat dan perubahan yang terjadi di antara zat zat ini merupakan daerah kimia deskriptif. Semua sifat atau sifat intrinsic ( karakter apa saja dari zat itu ) atau ekstrinsik ( tidak khas dari zat tertentu apa saja ) sifat kimia ( intrinsik ) dihayatkan dalam perubahan kimia ( reaksi kimia ) dalam mana zat zat diubah menjadi zat lain.
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia deskriptif. Tiga macam perubahan yang selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi berlangusng pereaksi berubah menjadi hasil reaksi yang mempunyai : sifat, susunan, dan energy dalam yang berlainan.
Ciri – ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya :
Reaksi yang disertai terbentuknya gas
Reaksi yang disertai perubahan warna
Reaksi yang disertai perubahan suhu
Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat
Pada percobaan kali ini mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat yang akan digunakan, yaitu 12 buah tabung reaksi, 1 buah rak tabung reaksi, 10 buah pipet tetes, 10 buah gelas ukur 10 ml, 1buah korek api, 1 buah cawan porselen.
Bahan
Selain mempersiapkan alat, kita juga harus menyiapkan bahan bahan praktikum yang akan di gunakan. Antara lain magnesium serbuk, alumunium serbuk, HCl 6M, CaCO3 serbuk, H2SO4, FeCl 0,5 M, NaOH 6M, C2H5OH, AgNO3 0,5 M, tembaga serbuk, HNO3 pekat, CuSO4 0,5M, Na2CO3 0,5, NH4OH.
a. Percampuran padatan Magnesium dan larutan Asam Klorida
b. Percampuran padatan
Alumunium dengan Asam Klorida pekat
d. Pencampuran padatan Tembaga
dengan asam Nitrat pekat
e. Pencampuran Larutan Perak
Nitrat dengan Larutan Asam Klorida
i. Pencampuran larutan Tembaga (II) Sulfat dengan larutan Natrium Hidroksida
j. Percampuran Larutan Besi (II) Klorida dengan larutan Natrium Hidroksida
k. Pembakaran Etanol
l. Pencampuran larutan Natrium Karbonat dengan Asam Sulfat
n.
Pencampuran larutan
Tembaga Sulfat dengan Amonia Pekat
o.
Pencampuran Natrrium
Klorida dengan Besi (III) Klorida
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
PEMBAHASAN
Reaksi kimia ( chemical reaction ) adalah proses yang mengonversi sekelompok yang disebut reaktan ( reactant), menjadi sekelompok zat baru yang dinamakan produk ( product ). Beberapa jenis bukti fisis yang diperlukan :
- Perubahan warna
- Pembentukan padatan ( endapan ) dalam larutan jernih
- Evolusi gas
- Evolusi atau penyerapan kalor ( petrucci,2011)
a. Pada saat percobaan pertama yaitu mereaksikan padatan magnesium dengan larutan asam klorida terjadi reaksi kimia, reaksi kimia yang terjadi :
Mg(s) + 2HCl(aq) ―> MgCl(aq) + H2 (g)
Dari persamaan reaksi yang terjadi gas hydrogen yang dihasilkan menunjukan bahwa terdapat gelembung yang membuktikan bahwa terjadi reaksi kimia dalam percobaan ini. Selain itu reaksi kimia juga ditandai dengan adanya endapan berwarna putih pada saat zat dan suhu tabung reaksi saat disentuh menjadi panas, berdasarkan teori reaksi ini menyebabkan reaksi eksoterm.
b. Percobaan kedua adalah mereaksikan 0,1 gram padatan alumunium dengan asam klorida pekat juga terjadi reaksi kimia, reaksi yang terjadi :
2Al(s) + 6HCl(aq) ―> 2AlCl3 (aq) + 3H2 ( g)
Adanya hydrogen pada hasil reaksi menyebabkan timbulnya gas dan larutan AlCl3 menyebabkan warna menjadi abu abu. Reaksi ini juga termasuk ke dalam reaksi kimia eksoterm karena suhu tabung reaksi ketika di sentuh menjadi panas.
c. Percobaan ketiga yaitu mereaksikan 2ml asam klorida dengan 0,1 gram padatan tembaga ketika dicampurkan menghasilkan reaksi kimia :
Cu(s) + 2HCl (ag) ―> CuCl2 (aq) + H2
Berdasarkan teori tembaga memiliki potensi lebih tinggi dari hydrogen sehingga tidak dapat bereaksi dari HCl. Oleh karena itu, gelembung yang dihasilkan hanya sedikit dan tidak bisa di jadikan sebagai alasan terjadinya perubahan kimia.
d. Percobaan keempat adalah merekasikan 0,1 gram padatan tembaga dengan asam nitrat pekat. Reaksi yang terjadi :
Cu(s) + 4HNO3 (aq) ―> Cu(NO3)2 + 2NO(g) + 2H2O (l)
Pada perubahan ini terjadi perubahan warna menjadi warna hijau. Hal ini menunjukan bahwa adanya reaksi kimia (chang,R.2004), molekul atau senyawa mempunyai kemampuan untuk menyerap warna dan memancarkan warna tergantung dengan zat zatnya, kemampuan ini juga dipengaruhi suatu kejadian.
e. Percobaan kelima yaitu 2ml larutan perak nitrat (AgNo3) direaksikan dengan larutan asam klorida HCl. Reaksi yang terjadi adalah :
AgNO3 ( aq) + HCl ( aq ) ―> AgCl( s )+ HNO3(aq)
Dapat dilihat terdapat endapan putih. endapan ini terjadi karena suatu senyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. (Chang,R. 2004), Reaksi ini terjadi karena sebagian besar senyawa mengandung ion Cl- bisa terjai, namun ion Ag+ senyawa tersebut tidak dapat larut maka AgCl membentuk endapan berwarna putih karena ion Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dan akan kelebihan sedikit ag+ ( endapan).
f. Percobaan keenam yaitu mereaksikan asam sulfat dengan larutan natrium hidroksida. Reaksi yang terjadi :
H2SO4 ( aq) + NaOH (aq) ―> NaOH( aq) + H2O (l)
Ketika kedua larutan dicampurkan tidak terjadi perubahan warna dan pada produk pada persamaan reaksi juga tidak ada gas yang terbentuk. maka dari itu, tidak terjadi reaksi kimia pada percobaan ini.
g. Percobaan ketujuh adalah mereaksikan 0,1 gram padatan kalsium arbonat (CaCO2) dengan larutan asam klorida (HCl), reaksi yang terjadi :
CaCO2 (s) + 2HCl ( aq) ―> CaCl2 (aq) + CO2(g) + H2O (l)
Pada percobaan ini terdapat buih - buih dan gelembung gas. Hal ini menunjukan bahwa terjadi reaksi kimia. Gas pada reaksi kimia bisa muncul karena adanya pemanasan. Berdasarkan teori, gelembung – gelembung ini juga menunjukkan dalam reaksi kimia bahwa adanya reaksi gas yang terbentuk dan juga terdapat endapan putih yang menandai adanya reaksi kimia.
h. Percobaan kedelapan yaitu mencampurkan larutan HCl dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) reaksi yang terjadi adalah :
HCl ( aq) + NaOH (aq) ―> NaCl (aq) + H2O (l)
Percobaan ini tidak terjadi reaksi kimia karena, tidak terjadi perubahan warna dan perubahan apapun yang menandai terjadinya reaksi kimia.
i. Percobaan kesembilan yaitu mereaksikan larutan tembaga sulfat ( CuSO4) dengan larutan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4 (aq) + 2NaOH ( aq) ―> Cu(OH)2 ( s) + NaSO4 (aq)
Pada percobaan ini terjadi perubahan warna menjadi hitam dan menghasilkan endapan, hal ini menyebabkan adanya reaksi kimia yang terjadi berdasarkan teori endapan yang terjadi dihasilkan dari reaksi Cu(OH)2 yang memiliki konstanta kelarutan yang rendah.
j. Percobaan kesepuluh adalah mereaksikan larutan Besi (III) klorida (FeCl2) dengan larutan Natriun Hidroksida (NaOH), reaksi yang terjadi :
FeCl3(aq) + 3NaOH(aq) ―> Fe(OH)3(s) + 3NaCl (aq)
Ketika di reaksikan larutan ini berubah warna menjadi kuning keemasan yang lama – lama menjadi cokelat tua dengan terbentuknya endapan. Perubahan warna ini dikarenakan adanya unsur Fe, dan endapan yang terjadi disebabkan oleh FeCl3 yang tidak dapat larut dengan pereaksi berlebih (NaOH). Pereaksi berlebih adalah zat lain yang bereaksi masih ada sisa setelah bereaksi dengan pereaksi pembatas.
k. Percobaan kesebelas adalah pembakaran etanol ( C2H5OH) reaksi yang terjadi adalah :
C2H5OH (l) + 3O2 ―> 2CO2(g) + 3H2O (l)
Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara yang akan menghasilkan panas dan gas. Reaksi pembakaran ini termasuk reaksi eksoterm berdasarkan teori, reaksi ini menunjukan adanya perubahan suhu. Perubahan suhu inilah yang menandai bahwa percobaan ni menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Pada pembakaran etanol dihasilkan api berwarna biru. (zenius,2021). “ warna api dipengaruhi oleh kandungan oksigen, apabila oksigennya rendah, maka api akan cenderung berwarna kekuningan sedangkan, apabila kandungan oksigennya tinggi, api akan cenderung berwarna biru.”
l. Percobaan kedua belas yaitu mereaksikan larutan Natrium klorida (NaCl) dengan larutan Perak Nitrat (AgNO3), reaksi yang terjadi yaitu :
NaCl (aq) + AgNO3 (aq) ―> AgCl(s) + NaNO3 (aq)
Pada percobaan ini dihasilkan endapan AgCl yang berwarna putih, selain itu reaksi ini juga mneghasilkan sedikit gelembung yang menandakan bahwa terjadi reaksi kimia.
m. Percobaan ketiga belas adalah mereaksikan Tembaga Sulfat ( larutan) dengan Amonia Pekat (NH3). Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO(4) + NH3(l) ―> Cu(NH3)4 (aq) + SO4 (g)
Terjadi perubahan warna menjadi biru tua, karena jika larutan mengandung amonia maka terjadi pengendapan, dan warna biru langsung terbentuk ( svehla,1985). Juga menghasilkan gelembung gas yaitu SO4.
n. Percobaan keempat belas adalah mereaksikan larutan Na2CO3 dengan larutan Asam Sulfat (H2SO4), reaksi yang terjadi adalah :
Na2CO3 ( aq) + H2SO4 (aq) ―> Na2SO4 (aq) + CO2 (g) + H2O(l)
Reaksi ini hanya menghasilkan sedikit gelembung karena melepaskan karbondioksida, oleh karena itu tidak terjadi reaksi kimia pada percobaan ini.
o. Percobaan kelima belas yaitu mereaksikan larutan NaOH dengan larutan FeCl3 reaksi yang terjadi adalah :
NaOH(aq) + FeCl3 (aq) ―> NaCl (aq) + Fe(OH)3 (s)
Percobaan ini menghasilkan endapan berwarna cokelat. Endapan tersebut adalah endapan Fe(OH)3. Endapan ini menyebabkan larutan berubah warna. Hal ini menyebabkan bahwa ada reaksi kimia pada percobaan ini.
BAB V
KESIMPULAN
1. Ciri – ciri reaksi kimia antara lain yaitu :
a.Perubahan warna, contohnya seperti reaksi redoks besi ( perkaratan besi ) yang membuat besi yang berwarna silver menjadi merah kecokelatan.
b.Perubahan suhu yaity adanya kalor yang di lepaskan dan kalor yang dibutuhkan dalam perubahan kimia.
c.Menghasilkan gas
d.Terdapat endapan, suatu reaksi dapat dikatakan reaksi endapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut.
2. Jenis reaksi kimia yaitu : pembakaran, reaksi kombinasi, reaksi dekomposi, reaksi perpindahan, reaksi perpindahan ganda, dan reaksi presipitasi.
3. Persamaan reaksi adalah suatu pernyataan yang di tulis dengan memakai rumus rumus kimia dimana berfungsi untuk memberikkan infromasi tentang kuantitas dan identitas suatu zat kimia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Az-zahra,Sekar. 2021. Laporan Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta
2. Chang,Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep – konsep Inti Edisi ketiga, jilid I. Jakarta: Erlangga.
3. Svehla,G. 1985. Vogel Buku Teks Analis Oeganik Kualitatif Makro dan Semimakro Jilid I. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
4. Nurhasni, Yusriana Dis. 2022. Buku Pedoman Praktikum Kimia Dasar, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : Prodi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi.
5. Website : https://www.ilmukimia.org/2012/12/pereaksi-pembatas.html
( diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 11.01)
6. Website : https://www.zenius.net/blog/warna-api
( diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 11.01)
7. Ralph H. Petrucci, Williams S Harwoad, F Geoffrey herring, Jeffry D Madura. Kimia Dasar Prinsip – prinsip dan Aplikasi Modern, Erlangga,2011.
Lampiran I : Evaluasi Post Praktikum
1. Sebutkan ciri – ciri terjadinya suatu reaksi kimia
• Reaksi disertai terbentuknya gas
• Reaksi disertai perubahan warna
• Reaksi disertai perubahan suhu
• Reaksi disertai dengan terjadinya endapan
2. Sebutkan jenis reaksi yang terjadi dan tuliskan persamaan reaksinya secara lengkap dan setarakan reaksinya
Reaksi pembakaran : Etanol
Persamaan reaksi :
C2H5OH (l) + O2 (g) ―> CO2(g) + H2O(l)
Penyetaraan :
C2H5OH (l) + 3O2(g) ―> 2CO2 (g) + 3H2O ( l)
Reaksi pengendapan : Mg + Cl, AgNO3 + HCl, CuSO4 + NaOH, FeCl3 + NaOH,
NaCl + AgNO3, NaOH + FeCl3
1. Mg + Cl
Persamaan reaksi :
Mg + HCl ―> MgCl2 + H2
Penyetaraan :
Mg + 2HCl ―> MgCl2 + H2
2. AgNO3 + HCl
Persamaan reaksi :
AgNO3 + HCl ―> AgCl + HNO3
Penyetaraan :
3 AgNO3 + 3 HCl ―> AgCl + HNO3
3. CaCO3 + HCl
Persamaan reaksi :
CaCO3 + HCl ―> CaCl + CO2+ H2O
Penyetaraan :
CaCO3 + 2HCl ―> CaCl + 3/2 CO2
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM
Material Safety Data Sheets
1. Magnesium klorida (MgCl2)
Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Padat
Warna : Putih
Bau : Tak berbau
pH : 4,5 - 7,0 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : Kira-kira 117 °C (penguraian)
Penanganan
Setelah terhirup: hirup udara segar.
Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara
mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata. Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan
diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.
2. Aluminium (Al)
Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : serbuk
Warna : metalik
Titik lebur/titik beku : 660,37 °C
Titik didih awal/rentang didih : 2.460 °C
Kerapatan : (densitas) relatif
Identifikasi Bahaya
Toksisitas akut, Korosi/iritasi kulit, dan Kerusakan mata serius/iritasi mata
Penanganan
Jika terhirup : hirup udara segar.
Jika kontak dengan kulit :Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
Jika tertelan : beri air minum kepada korban (paling banyak
dua gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.
3. Asam klorida (HCl)
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan : jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat
Bau : kuat, menyengat
pH : 0,01
Tekanan Uap : 84 mm Hg @ 20 derajat C
Densitas Uap : 1,27 (udara=1)
Laju Penguapan : > 1,00 (N-butil asetat)
Titik didih : 83 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku/ Leleh : -66 derajat C
Kelarutan : Larut.
Berat Jenis : 1,19 (38%)
Rumus Molekul : HCl.H2O
Berat Molekul : 36,46
Bahaya
Mata: Dapat menyebabkan cedera mata ireversibel. Uap atau kabut dapat
menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah. Kontak dengan cairan bersifat
korosif pada mata dan menyebabkan luka bakar yang parah. Kulit: Kontak
dengan cairan bersifat korosif dan menyebabkan luka bakar dan ulserasi yang
parah. Tingkat keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan
durasi paparan. Proses menelan: Menyebabkan luka bakar saluran pencernaan
yang parah dengan sakit perut, muntah, dan kemungkinan kematian. Dapat
menyebabkan korosi dan kerusakan jaringan permanen pada kerongkongan
dan saluran pencernaan. Terhirup: Dapat berakibat fatal jika terhirup. Dapat
menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan sakit tenggorokan,
batuk, sesak napas dan edema paru yang tertunda. Menyebabkan luka bakar
kimia pada saluran pernapasan. Menyebabkan tindakan korosif pada selaput
lendir. Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat
menyebabkan dermatitis. Paparan berulang dapat menyebabkan erosi gigi.
Paparan berulang terhadap uap atau kabut HCl konsentrasi rendah dapat
menyebabkan pendarahan pada hidung dan gusi. Bronkitis kronis dan gastritis
juga telah dilaporkan.
Penanganan
Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air setidaknya
selama 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis
segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.
Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis.
4. Kalsium karbonat (CaCO3)
Sifat Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH : 8-9 (larutan)
Titik Pembekuan /Leleh: 825 derajat C
Suhu Dekomposisi : 825 derajat C
Kelarutan : Sedikit larut dalam air.
Kepadatan : 2.7-2.9
Rumus Molekul : CaCO3
Berat Molekul : 100.09
76
Bahaya
Mata : Menyebabkan iritasi mata.
Kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit.
Tertelan: Tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal. Diharapkan menjadi bahaya konsumsi yang rendah.
Penghirupan: Bahaya rendah untuk penanganan industri biasa. Inhalasi yang
berlebihan dapat menyebabkan iritasi pernapasan ringan.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis
jika iritasi berkembang atau berlanjut.
Tertelan: Dapatkan bantuan medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar
dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.
5. Asam sulfat (H2SO4)
Sifat Fisika dan Kimia
Rumus kimia : H2SO4
Berat Molekul : 98,07
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan : berminyak - bening tidak berwarna hingga kuning
28
Bau : tidak berbau
pH : 0,3 (larutan 1N)
Tekanan Uap : < 0,001 mm Hg @ 20 derajat C
Kepadatan Uap : 3,38 (udara = 1)
Tingkat Penguapan : Lebih lambat dari eter.
Viskositas : 21 mPas @ 25 C
Titik didih : 290 - 338 derajat C
Titik Pembekuan/Leleh:10 derajat C
Suhu Dekomposisi : 340 derajat C
Kelarutan : Larut dengan banyak panas
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Dapat menyebabkan cedera
mata ireversibel. Dapat menyebabkan kebutaan.
Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Tingkat keparahan cedera tergantung pada
konsentrasi larutan dan durasi paparan.
Tertelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran
pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan.
Terhirup: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dengan rasa sakit
terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, mengi, sesak napas dan edema paru.
Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.
Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan
dermatitis. Inhalasi yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan
mimisan, hidung tersumbat, nyeri dada dan bronkitis. Kontak mata yang lama
atau berulang dapat menyebabkan konjungtivitis. Efek mungkin tertunda.
Pekerja yang terpapar kabut asam sulfat secara kronis dapat menunjukkan
berbagai lesi pada kulit, trakeobronkitis, stomatitis, konjungtivitis, atau gastritis.
Paparan di tempat kerja terhadap kabut asam anorganik kuat yang mengandung
asam sulfat bersifat karsinogenik bagi manusia.
Penanganan
Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal
15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera.
Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.
Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis.
Pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
6. Besi (III) klorida (FeCl3)
Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Serbuk
Warna : Hijau sampai hitam
Bau : Pedih
pH : 1 pada 200 g/l 20 °C
40
Titik lebur : 306 °C (penguraian)
Bahaya
dapat menyebabkan korosif pada logam, menyebabkan iritasi pada kulit, dan
dapat menyebabkan iritasi pada mata yang serius.
Penanganan
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
7. Natrium hidroksida (NaOH)
Sifat fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : Tidak berbau
pH : 14 (5% aq soln)
Tekanan Uap : 1 mm Hg pada739 derajat C
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.
Viskositas : Tidak tersedia.
Titik didih : 1390 derajat C pada 760 mmHg
Titik Pembekuan/Leleh : 318 derajat C
Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.
Kelarutan : Larut.
Gravitasi/Kepadatan Spesifik : 2,13 g/cm3
Berat Molekul : 40
Identifikasi Bahaya
Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada
saluran pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembaban dari
udara).
Mata : Menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan kebutaan.
Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea.
Kulit : Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam
dan tembus.
Tertelan : Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran
pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat
menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Menyebabkan sakit parah, mual,
muntah, diare, dan syok.
Inhalasi : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru.
Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk,
luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma. Menyebabkan luka
bakar kimia pada saluran pernapasan.
Kronis : Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan
dermatitis. Efek mungkin tertunda
Pertolongan Pertama
103
Mata : Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal
15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit : Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan : Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis
segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.
Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan
medis.
8. Ethanol (C2H5OH)
Rumus kimia : C2H5OH
Massa molar : 46.069 g/mol
Penampilan : Cairan tidak berwarna
Densitas : 0.8 g/cm3
Titik didih : 78.5oC
Titik leleh : -114.1oC
Titik nyala : 12.8oC (55oF)
pH : 7 pada 10 g/l pada 20oC
Kelarutan : 1000.0 mg/mL dalam air
Viskositas : 1.074 mPa.s pada 25oC
43
Bahaya
Flammable, irritant
Penanganan
Terkena mata : bilas dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata. Lepas
lensa kontak. Terkena kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Terhirup : segera hirup
udara segar. Tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
9. Perak nitrat (AgNO3)
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH : ~ 6
Tekanan Uap : Tidak tersedia.
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.
Viskositas : Tidak tersedia.
Titik didih : 433 derajat C
Titik Pembekuan/Leleh: 212 derajat C
Suhu Dekomposisi : 440 derajat C
Kelarutan : Larut.
Gravitasi / Kepadatan Spesifik: 4,35
Rumus Molekul : AgNO3
Berat Molekul : 169,87
BAHAYA
Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata.
Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui
kulit.
Tertelan: Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Mungkin
berbahaya jika tertelan. Menelan garam perak terlarut dapat menyebabkan
argyria, ditandai dengan pigmentasi biru-abu-abu permanen pada kulit, selaput
lendir, dan mata. Dosis mematikan bagi manusia adalah 2 gram atau sekitar 28,6
mg/kg.
Penghirupan: Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas
dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma.
Kronis: Dapat menyebabkan methemoglobinemia
Menghirup atau menelan garam perak secara kronis dapat menyebabkan argyria
PENANGANAN
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN menginduksi muntah. Jika
sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
112
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika
sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis. Jangan gunakan
resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat tersebut;
menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi
dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejala dan suportif.
10. Tembaga (II) sulfat (CuSO4)
Sifat Kimia dan Fisika
Nama Produk : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat
Berat Molekul : 249.6 g/mol
Bentuk : padat
Warna : biru
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : 147 °C
Densitas : 2,284 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) : relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan : dalam air 317 g/l pada 20 °C
BAHAYA
Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan kerusakan mata yang serius. Sangat
toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.
PENANGANAN
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak. Setelah tertelan: segera
beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
11. Asam nitrat (HNO3)
Sifat Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan : bening hingga kuning
Bau : bau menyengat - bau tajam - bau menyesakkan
pH : 1,0 (0,1M soln)
Tekanan Uap : 51 mm Hg @ 25 derajat C
Densitas Uap : 2,17 (udara=1)
Viskositas : 0,761 cps @ 25 deg C
Titik didih : 86 deg C
Titik beku/lebur : -42 deg C
Kelarutan : Larut dalam air.
Berat Jenis : 1,4
Rumus Molekul : HNO3
Berat Molekul : 63,01
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Kontak langsung dengan
cairan dapat menyebabkan kebutaan atau kerusakan mata permanen. Kulit:
Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan
tembus. Asam nitrat pekat mewarnai kulit manusia dengan warna kuning saat
kontak. Proses menelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen
pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan.
Dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Dapat menyebabkan efek
sistemik. Penghirupan: Efek mungkin tertunda. Menyebabkan luka bakar kimia
pada saluran pernapasan. Inhalasi bisa berakibat fatal sebagai akibat dari kejang,
peradangan, edema laring dan bronkus, pneumonitis kimia dan edema paru.
Aspirasi dapat menyebabkan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistemik.
Dapat menyebabkan edema paru akut, asfiksia, pneumonitis kimia, dan
obstruksi jalan napas bagian atas yang disebabkan oleh edema. Tergantung pada
kondisinya, uap atau asap asam nitrat sebenarnya dapat berupa campuran asam
nitrat dan berbagai oksida nitrogen. Komposisi dapat bervariasi dengan suhu,
kelembaban, dan kontak dengan bahan organik lainnya. Kronis: Paparan uap
asam nitrat konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pneuomonitis dan edema paru
yang dapat berakibat fatal. Gejala mungkin atau mungkin tidak tertunda.
Paparan terus menerus terhadap uap & kabut asam nitrat dapat menyebabkan
bronkitis kronis, & paparan yang lebih parah menyebabkan pneumonitis kimia.
Uap & kabut asam nitrat dapat mengikis gigi, terutama mempengaruhi gigi
taring & gigi seri.
Penanganan
25
Mata: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN biarkan korban menggosok
mata atau menutup mata. Diperlukan irigasi ekstensif dengan air (setidaknya 30
menit).
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Hancurkan sepatu
yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Jika korban sadar dan waspada, berikan
2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang tidak sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis segera.
Inhalasi:Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan pindahkan ke
udara segar segera. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernafas, berikan oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut. Jika
pernapasan telah berhenti, lakukan pernapasan buatan menggunakan oksigen
dan alat mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.
12. Natrium karbonat (Na2CO3)
Sifat fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Bubuk
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH : Tidak tersedia.
Tekanan Uap : Tidak tersedia.
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.
Viskositas : Tidak tersedia.
Titik didih : 1600 derajat C pada 760 mmHg
Titik Leleh : 851 derajat C
Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.
Kelarutan : 22 g/100mL (20 °C)
Gravitasi / Kepadatan Spesifik : 2.53
Berat Molekul : 105,99
Identifikasi Bahaya
Mata: Menyebabkan iritasi mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran
air mata).
Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit.
Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Mungkin
berbahaya jika tertelan.
Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan.
Kronis: Efek reproduksi yang merugikan telah dilaporkan pada hewan.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis.
105
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan bantuan medis.
13. Amonium hidroksida (NH4OH)
Sifat Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan : jernih, tidak berwarna
Bau : bau menyengat - seperti amonia
pH : 13,6
Tekanan Uap : 557 mm Hg @ 21 derajat C
Densitas Uap : 0,59 (udara=1)
Titik didih : 27 derajat C
Titik Beku/ Leleh : -69 derajat C
Kelarutan : Larut.
Berat Jenis : 0,89
Rumus Molekul : NH4OH
Berat Molekul : 35,04
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Lachrymator (zat yang
meningkatkan aliran air mata). Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin
berbahaya jika diserap melalui kulit. Tertelan: Berbahaya jika tertelan.
Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Menyebabkan penyempitan
tenggorokan, muntah, kejang, dan syok. Inhalasi: Menyebabkan luka bakar
kimia pada saluran pernapasan. Toksik jika terhirup. Dapat menyebabkan gagal
jantung dan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat. Kronis:
Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Eksperimen laboratorium telah
menghasilkan efek mutagenik. Paparan kronis dapat menyebabkan efek darah.
Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan tumor.
11
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis segera.
Hubungi pusat kendali racun.
Inhalasi:Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit
bernafas, berikan oksigen. KECEPATAN ADALAH PENTING, DAPATKAN
BANTUAN MEDIS SEGERA. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika
korban menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan
dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah atau
perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.
Komentar
Posting Komentar