[B1]LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 REAKSI PEMBATAS


 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

 

REAKSI KIMIA

 


 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh :

Dessy Kusuma Dwiyani ( 11220960000037 )

Jingga Fitria Putri         ( 11220960000039 )

Amalia Putri                 ( 11220960000043 )

Davina Azharani           ( 11220960000045 )

 

 

 

                                    PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2022

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan dalam reaksi kimia berdasarkan ciri dan tanda telah terjadinya suatu reaksi yaitu perubahan warna, terlihatnya endapan, terlihatnya gas dan perubahan suhu.

 

Tujuan Percobaan

1.      Mahasiswa mampu mengetahui, mengenal, serta dapat memahami ciri – ciri dalam mengidentifikasi suatu reaksi kimia.

2.      Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis – jenis reaksi kimia berdasarkan produk yang dihaislkan.

3.      Mahasiswa mampu menjabarkan persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi kimia yang berlangsung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bangun ( struktur ) materi dan perubahan – perubahan yang di alami materi dalam proses proses alamiah, maupun dalam eksperimen yang di rencanakan. Struktur dan perubahan yang dialami merupakan bidang kimia yang menyajikan baik suatu dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu alat.

Sifat dan perubahan yang terjadi di antara zat zat ini merupakan daerah kimia deskriptif. Semua sifat atau sifat intrinsic ( karakter apa saja dari zat itu ) atau ekstrinsik ( tidak khas dari zat tertentu apa saja ) sifat kimia ( intrinsik ) dihayatkan dalam perubahan kimia

 ( reaksi kimia ) dalam mana zat zat diubah menjadi zat lain.

          Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia deskriptif. Tiga macam perubahan yang selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi berlangusng pereaksi berubah menjadi hasil reaksi yang mempunyai : sifat, susunan, dan energy dalam yang berlainan.

 

Ciri – ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya :

1.      Reaksi yang disertai terbentuknya gas

2.      Reaksi yang disertai perubahan warna

3.      Reaksi yang disertai perubahan suhu

4.      Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                          BAB III

                                              METODE PERCOBAAN

 

3.1. Alat

 

Pada percobaan kali ini mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat yang akan digunakan, yaitu 12 buah tabung reaksi, 1 buah rak tabung reaksi, 10 buah pipet tetes, 10 buah gelas ukur 10 ml, 1buah korek api, 1 buah cawan porselen.

 

3,2. Bahan

 

Selain mempersiapkan alat, kita juga harus menyiapkan bahan bahan praktikum yang akan di gunakan. Antara lain magnesium serbuk, alumunium serbuk, HCl 6M, CaCO3 serbuk, H2SO4, FeCl 0,5 M, NaOH 6M, C2H5OH, AgNO3 0,5 M, tembaga serbuk, HNO3 pekat, CuSO4 0,5M, Na2CO3 0,5, NH4OH.

 

 

3.3. Prosedur Percobaan

 

a.       Percampuran padatan Magnesium dan larutan Asam Klorida

 

Text Box: 0,1 gram padatan Magnesium

 


                                

                                                                                                  

 

-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi.

 

 

Text Box: Larutan Asam Klorida                                 

 

                                                                                                    

-  Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Kocok beberapa saat

- Perubahan diamati dan di catat.

 

Text Box: Hasil Reaksi

 

 

 

 

 

 

 


b.      Percampuran padatan Alumunium dengan Asam Klorida pekat

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi

 

 

 

 

 


-    Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 0,1 gram padatan magnesium

-    Di kocok beberapa saat

-    Perubahan di amati dan di catat

 

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 


c.       Pencampuran padatan tembaga dengan Asam Klorida pekat

 

 

 

 


-        Dimasukkan kedalam tabung reaksi

 

 

 

 

 

 


-  Dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 0,1 padatan tembaga

-  Dikocok beberapa saat

-  Amati hasil dan catat

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


d.      Pencampuran padatan Tembaga dengan asam Nitrat pekat

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi

 

 

 

 

 

 


-  Dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 0,1 gram padatan tembaga

-  Larutan di kocok beberapa saat

- Hasil di amati dan di catat

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 


e.       Pencampuran Larutan Perak Nitrat dengan Larutan Asam Klorida

 

 

 

 


-          dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

 

 

 

 

 


-  dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,1 gram padatan tembaga

-  larutan di kocok beberapa saat

-  amati hasil dan catat

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 


f.       Pencampuran padatan Kalsium Karbonat dengan Asam Klorida (larutan)

 

 

 

 

 


-      Dimasukkan kedalam tabung reaksi

 

 

Text Box: Larutan Asam Klorida

 

 

 


-      Dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi padatan CaCO2

-      Dikocok beberapa saat

-      Amati dan catat

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 


g.      Pencampuran Asam Sulfat dengan larutan Natrium Hidroksida

 

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan NaOH

-          Kocok larutan beberapa saat

-          Amati dan catat

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


h.      Pencampuran larutan Asam Klorida dengan larutan Natrium Hidroksida

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

 

Text Box: Larutan Natrium Hidroksida

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisikan larutan HCl

-          Kocok larutan

-          Amati dan catat

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 

 

 


i.        Pencampuran larutan Tembaga (II) Sulfat dengan larutan Natrium Hidroksida

 

Text Box: 2mL larutan CuSO4

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

 

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan

-          Kocok larutan

-          amati

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 


j.        Percampuran Larutan Besi (II) Klorida dengan larutan Natrium Hidroksida

 

 

 

 


- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

 

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi yg berisikan FeCl3

-          Kocok larutan

-          Amati perubahan

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 


k.      Pembakaran Etanol

 

 

 

 

 


-        Dimasukkan sedikit kedalam cawan porselen

-        Dibakar menggunakan orek api

-        Perubahan diamati dan dicatat

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 


l.        Pencampuran larutan Natrium Karbonat dengan Asam Sulfat

 

 

 

 


-          Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kosong

 

 

Text Box: Larutan Asam Sulfat

 

 

 

 


-        Dimasukkan ke dalam tabung yang berisikan natrium karbonat

-        Kocok beberapa saat

-        Amati dan catat

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 


m.    Pencampuran larutan Natrium Klorida dengan larutan Perak Nitrat

 

 

 

 


-    Dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

 

 

 


-          dimasukkan ke tabung reaksi

berisi NaCl

-          dikocok beberapa saat

-          amati perubahan

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 

 


n.      Pencampuran larutan Tembaga Sulfat dengan Amonia Pekat

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisikan CuSO4

-          Kocok larutan beberapa saat

-          Amati perubahan dan catat

 

Text Box: Hasil reaksi 

 

 

 

 

 


o.      Pencampuran Natrium Klorida dengan Kalium Nitrat

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan kedalam tabung reaksi kosong

 

Text Box: Larutan KNO3 

 


               

-          Di masukkan kedalam tabung reaksi yang berisikan NaCl

-          Dikocok beberapa saat

-          Perubahan dicatat dan di amati

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 


p.      Pencampuran Natrrium Klorida dengan Besi (III) Klorida

 

 

 

 

 


-          Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kosong

 

 

 

 


-        Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi NaOH

-        Dikocok beberapa saat

-        Perubahan diamati dan di catat

 

Text Box: Hasil reaksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Reaksi kimia ( chemical reaction ) adalah proses yang mengonversi sekelompok yang disebut reaktan ( reactant), menjadi sekelompok zat baru yang dinamakan produk ( product ). Beberapa jenis bukti fisis yang diperlukan :

Perubahan warna

Pembentukan padatan ( endapan ) dalam larutan jernih

Evolusi gas

Evolusi atau penyerapan kalor ( petrucci,2011)

Pada saat percobaan pertama yaitu mereaksikan padatan magnesium dengan larutan asam klorida terjadi reaksi kimia, reaksi kimia yang terjadi :

                                  Mg(s)  +  2HCl(aq)    ―>  MgCl(aq) +   H2 (g)

 

Dari persamaan reaksi yang terjadi gas hydrogen yang dihasilkan menunjukan bahwa terdapat gelembung yang membuktikan bahwa terjadi reaksi kimia dalam percobaan ini. Selain itu reaksi kimia juga ditandai dengan adanya endapan berwarna outih pada saat zat dan suhu tabung reaksi saat disentuh menjadi panas, berdasarkan teori reaksi ini menyebabkan reaksi eksoterm.

          Percobaan kedua adalah mereaksikan 0,1 gram padatan alumunium dengan asam klorida pekat juga terjadi reaksi kimia, reaksi yang terjadi :

                                  2Al(s)   + 6HCl(aq)    ―>   2AlCl3 (aq)   +    3H2 ( g)

 

Adanya hydrogen pada hasil reaksi menyebabkan timbulnya gas dan larutan AlCl3 menyebabkan warna menjadi abu abu. Reaksi ini juga termasuk ke dalam reaksi kimia eksoterm karena suhu tabung reaksi ketika di sentuh menjadi panas.

          Percobaan ketiga yaitu mereaksikan 2ml asam klorida dengan 0,1 gram padatan tembaga ketika dicampurkan menghasilkan reaksi kimia :

                                  Cu(s)  +  2HCl (ag)    ―>  CuCl2 (aq) +  H2

Percobaan ini tidak mengalami perubahan yang signifikan karena kedua bahan merupakan logam yang potensial reduksi standarnya lebih rendah dari hydrogen yang bereaksi dengan non pengoksidasi asam yaitu HCl ( az-zahra,sekar. 2021). Berdasarkan teori tembaga memiliki potensi lebih tinggi dari hydrogen sehingga tidak dapat bereaksi dari HCl. Oleh karena itu, gelembung yang dihasilkan hanya sedikit dan tidak bisa di jadikan sebagai alasan terjadinya perubahan kimia.

          Percobaan keempat adalah merekasikan 0,1 gram padatan tembaga dengan asam nitrat pekat. Reaksi yang terjadi :

                                  Cu(s)  +  4HNO3 (aq)    ―> Cu(NO3)2  +  2NO(g) + 2H2O (l)

 

Pada perubahan ini terjadi perubahan warna menjadi warna hijau. Hal ini menunjukan bahwa adanya reaksi kimia (chang,R.2004), molekul atau senyawa mempunyai kemampuan untuk menyerap warna dan memancarkan warna tergantung dengan zat zatnya, kemampuan ini juga dipengaruhi suatu kejadian.

          Percobaan  kelima yaitu 2ml larutan perak nitrat (AgNo3) direaksikan dengan larutan asam klorida HCl. Reaksi yang terjadi adalah :

                                  AgNO­3­­ ( aq) ­ ­+ HCl ( aq )­ ―> AgCl­( s )­­  + HNO ­3 (aq)­

 

Dapat dilihat terdapat endapan putih, endapan ini terjadi karena suatu senyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya (Chang,R. 2004). Reaksi ini terjadi karena sebagian besar senyawa mengandung ion Cl- bisa terjai, namun ion Ag+ senyawa tersebut tidak dapat larut maka AgCl membentuk endapan berwarna putih karena ion Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dan akan kelebihan sedikit ag+ ( endapan).

 

 

          Percobaan keenam yaitu mereaksikan asam sulfat dengan larutan natrium hidroksida. Reaksi yang terjadi :

                                  H2SO4 ( aq) +  NaOH (aq) ―> NaOH( aq) + H2O (l)

 

Ketika kedua larutan dicampurkan tidak terjadi perubahan warna tetapi terdapat gelembung gas. Gas yang dihasilkan dalam reaksi kimia terkadang menyebabkan terbentuknya gelembung. Gelembung bisa muncul dari pemanasan suatu cairan atau pembentukan gas dalam cairan. Namun, percobaan ini menyebabkan reaksi penetralan, dimana gas yang dihasilkan bukanlah zat baru yang menandai bahwa terjadi reaksi kimia. “ reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dengan basa. Reaksi asam basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam, yang merupakan senyawa ion yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH- atau O2” (Chang,R.2004).

          Percobaan ketujuh adalah mereaksikan 0,1 gram padatan kalsium arbonat (CaCO2) dengan larutan asam klorida (HCl), reaksi yang terjadi :

                                  CaCO2 (s) + 2HCl ( aq)      ―>  CaCl2 (aq) + CO2(g) + H2O (l)

 

Pada percobaan ini terdapat buih - buih dan gelembung gas. Hal ini menunjukan bahwa terjadi reaksi kimia. Gas pada reaksi kimia bisa muncul karena adanya pemanasan. Berdasarkan teori, gelembung – gelembung ini juga menunjukkan dalam reaksi kimia bahwa adanya reaksi gas yang terbentuk dan juga terdapat endapan putih yang menandai adanya reaksi kimia.

          Percobaan kedelapan yaitu mencampurkan larutan HCl dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) reaksi yang terjadi adalah :

                                  HCl ( aq) + NaOH (aq)     ―> NaCl (aq) + H2O (l)

 

Percobaan ini tidak menghasilkan reaksi kimia melainkan reaksi penetralan dimana ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan OH- dari NaOH dan membentuk air. Sementara, Cl- akan bereaksi dengan ion Na+ membentuk garam MaCl. Dari reaksi ini tidak terjadi perubahan warna dan perubahan apapun yang menandai terjadinya reaksi kimia.

          Percobaan kesembilan yaitu mereaksikan larutan tembaga sulfat ( CuSO4) dengan larutan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah :

                                  CuSO4 (aq) + 2NaOH ( aq) ―> Cu(OH)2 ( s) + NaSO4 (aq)

 

Pada percobaan ini terjadi perubahan warna menjadi hitam dan menghasilkan endapan, hal ini menyebabkan adanya reaksi kimia yang terjadi berdasarkan teori endapan yang terjaid dihasilkan dari reaksi Cu(OH)2 yang memiliki konstanta kelarutan yang rendah.

          Percobaan kesepuluh adalah mereaksikan larutan Besi (III) klorida (FeCl2) dengan larutan Natriun Hidroksida (NaOH), reaksi yang terjadi :

                                  FeCl3(aq)  +  3NaOH(aq)   ―> Fe(OH)3(s) + 3NaCl (aq)

 

Ketika di reaksikan larutan ini berubah warna menjadi kuning keemasan yang lama – lama menjadi cokelat tua dengan terbentuknya endapan. Perubahan warna ini dikarenakan adanya unsur Fe, dan endapan yang terjadi disebabkan oleh FeCl3 yang tidak dapat larut dengan pereaksi berlebih (NaOH). Pereaksi berlebih adalah zat lain yang bereaksi masih ada sisa setelah bereaksi dengan pereaksi pembatas.

          Percobaan kesebelas adalah pembakaran etanol ( C2H5OH) reaksi yang terjadi adalah :

                                  C2H5OH (l) + 3O2        ―> 2CO2(g) +  3H2O (l)

 

Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara yang akan menghasilkan panas dan gas. Reaksi pembakaran ini termasuk reaksi eksoterm berdasarkan teori, reaksi ini menunjukan adanya perubahan suhu. Perubahan suhu inilah yang menandai bahwa percobaan ni menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Pada pembakaran etanol dihasilkan api berwarna biru. (zenius,2021). “ warna api dipengaruhi oleh kandungan oksigen, apabila oksigennya rendah, maka api akan cenderung berwarna kekuningan sedangkan, apabila kandungan oksigennya tinggi, api akan cenderung berwarna biru.”

          Percobaan kedua belas yaitu mereaksikan larutan Natrium klorida (NaCl) dengan larutan Perak Nitrat (AgNO3), reaksi yang terjadi yaitu :

                                  NaCl (aq) + AgNO3 (aq) ―>  AgCl(s)  + NaNO3 (aq)

 

Pada percobaan ini dihasilkan endapan AgCl yang berwarna putih, selain itu reaksi ini juga mneghasilkan sedikit gelembung yang menandakan bahwa terjadi reaksi kimia.

          Percobaan ketiga belas adalah mereaksikan Tembaga Sulfat ( larutan) dengan Amonia Pekat (NH3). Reaksi yang terjadi adalah :

                                  CuSO(4) + NH3(l)           ―>  Cu(NH3)4 (aq) + SO4 (g)

 

Terjadi perubahan warna menjadi biru tua, karena jika larutan mengandung ammonia maka pengendapan tidak terjadi pengendapan, tetapi warna biru langsung terbentuk ( svehla,1985).

Juga menghasilkan gelembung gas yaitu SO4.

          Percobaan keempat belas adalah mereaksikan larutan Na2CO3 dengan larutan Asam Sulfat (H2SO4), reaksi yang terjadi adalah :

                                  Na2CO3  ( aq)  +  H2SO4 (aq)           ―>   Na2SO4 (aq) + CO2 (g) + H2O(l)

Reaksi ini hanya menghasilkan sedikit buih karena melepaskan karbondioksida, oleh karena itu tidak terjadi reaksi kimia pada percobaan ini, melainkan reaksi ini adalah reaksi asam basa dimana reaksi asam basa disebut reaksi netralisasi.

          Percobaan kelima belas yaitu mereaksikan larutan NaOH dengan larutan FeCl3 reaksi yang terjadi adalah :

                                  NaOH(aq)  +  FeCl3 (aq)  ―> NaCl (aq) + Fe(OH)3 (s)

 

Percobaan ini menghasilkan endapan berwarna cokelat. Endapan tersebut adalah endapan Fe(OH)3. Endapan ini menyebabkan larutan berubah warna. Hal ini menyebabkan bahwa ada reaksi kimia pada percobaan ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

 

1.      Ciri – ciri reaksi kimia antara lain yaitu :

a.       Perubahan warna, contohnya seperti reaksi redoks besi  ( perkaratan besi ) yang membuat besi yang berwarna silver menjadi merah kecokelatan.

b.      Perubahan suhu yaity adanya kalor yang di lepaskan dan kalor yang dibutuhkan dalam perubahan kimia.

c.       Menghasilkan gas

d.      Terdapat endapan, suatu reaksi dapat dikatakan reaksi endapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut.

2.      Jenis reaksi kimia yaitu : pembakaran, reaksi kombinasi, reaksi dekomposi, reaksi perpindahan, reaksi perpindahan ganda, dan reaksi presipitasi.

3.      Persamaan reaksi adalah suatu pernyataan yang di tulis dengan memakai rumus rumus kimia dimana berfungsi untuk memberikkan infromasi tentang kuantitas dan identitas suatu zat kimia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                 DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Az-zahra,Sekar. 2021. Laporan Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta

2.      Chang,Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep – konsep Inti Edisi ketiga, jilid I. Jakarta: Erlangga.

3.      Svehla,G. 1985. Vogel Buku Teks Analis Oeganik Kualitatif Makro dan Semimakro Jilid I. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

4.      Nurhasni, Yusriana Dis. 2022. Buku Pedoman Praktikum Kimia Dasar, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : Prodi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi.

5.      Website : https://www.ilmukimia.org/2012/12/pereaksi-pembatas.html

 ( diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 11.01)

6.      Website : https://www.zenius.net/blog/warna-api

( diakses pada 8 Oktober 2021 pukul 11.01)

7.      Ralph H. Petrucci, Williams S Harwoad, F Geoffrey herring, Jeffry D Madura. Kimia Dasar Prinsip – prinsip dan Aplikasi Modern, Erlangga,2011.

 

 

 

         

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran I : Evaluasi Post Praktikum

 

 

1.      Sebutkan ciri – ciri terjadinya suatu reaksi kimia

 

·         Reaksi disertai terbentuknya gas

·         Reaksi disertai perubahan warna

·         Reaksi disertai perubahan suhu

·         Reaksi disertai dengan terjadinya endapan

 

 

2.      Sebutkan jenis reaksi yang terjadi dan tuliskan persamaan reaksinya secara lengkap dan setarakan reaksinya

 

Reaksi pembakaran : Etanol

 

Persamaan reaksi :

          C2H5OH (l)  +  O2 (g)      ―> CO2(g)  + H2O(l)

Penyetaraan :

          C2H5OH (l)  + 3O2(g)  ―> 2CO2 (g) + 3H2O ( l)

 

Reaksi pengendapan : Mg + Cl, AgNO3 + HCl, CuSO4 + NaOH, FeCl3 + NaOH,

NaCl + AgNO3, NaOH + FeCl3

 

 

1.      Mg + Cl

 

Persamaan reaksi :

          Mg + HCl ―> MgCl2 + H2

Penyetaraan :

          Mg + 2HCl ―> MgCl2 + H2

 

2.      AgNO3 + HCl

Persamaan reaksi :

          AgNO3 + HCl ―> AgCl + HNO3

Penyetaraan :

          3 AgNO3 + 3 HCl ―> AgCl + HNO3

3.      CaCO3 + HCl

Persamaan reaksi :

CaCO3 + HCl ―> CaCl + CO2+ H2O

Penyetaraan :

CaCO3 + 2HCl ―> CaCl + 3/2 CO2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

 

Mereaksikan AgNO3 dengan HCl

 

Mereaksikan H2SO4 dengan NaOH 

 

 

 

 

Mereaksikan CuSO4 dengan NaOH  

 

 

 

Mereaksikan FeCl3 dengan NaOH

 

 

 

Mereaksikan NaOH dengan FeCl3

 

 

 

Mereaksikan Na2CO3 dengan H2SO4

 

 

 

Mereaksikan CuSO4 dengan NH3

 

 

 

 

 

Mereaksikan NaCl dengan AgNO3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mereaksikan Mg dengan HCl

Mereaksikan Cu dengan HNO3

Hasil pembakaran C2H5OH dengan O2

Mereaksikan Al dengan HCl

Mereaksikan HCl dengan NaOH

 

Hasil-hasil Reaksi yang telah dilakukan

 

 

 

Penimbangan Cu 0,1 gram

 

 

 

 Hasil-hasil Reaksi yang telah dilakukan

 

                                                Material Safety Data Sheets

 

1.      Magnesium klorida (MgCl2)

Sifat Fisika dan Kimia

Bentuk : Padat

Warna : Putih

Bau : Tak berbau

pH : 4,5 - 7,0 pada 50 g/l 20 °C

Titik lebur : Kira-kira 117 °C (penguraian)

Penanganan

Setelah terhirup: hirup udara segar.

Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara

mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.Segera hubungi dokter.

Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter

mata. Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera

hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.

Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran

pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia

dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan

diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.

 

2.      Aluminium (Al)

Sifat Fisika dan Kimia

Bentuk : serbuk

Warna : metalik

Titik lebur/titik beku : 660,37 °C

Titik didih awal/rentang didih : 2.460 °C

Kerapatan : (densitas) relatif

Identifikasi Bahaya

Toksisitas akut, Korosi/iritasi kulit, dan Kerusakan mata serius/iritasi mata

Penanganan

Jika terhirup : hirup udara segar.

Jika kontak dengan kulit :Tanggalkan segera semua pakaian yang

terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.

Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa

kontak.

Jika tertelan : beri air minum kepada korban (paling banyak

dua gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.

 

3.      Asam klorida (HCl)

Keadaan Fisik : Cair

Penampilan : jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat

Bau : kuat, menyengat

pH : 0,01

Tekanan Uap : 84 mm Hg @ 20 derajat C

Densitas Uap : 1,27 (udara=1)

Laju Penguapan : > 1,00 (N-butil asetat)

Titik didih : 83 derajat C @ 760 mmHg

Titik Beku/ Leleh : -66 derajat C

Kelarutan : Larut.

Berat Jenis : 1,19 (38%)

Rumus Molekul : HCl.H2O

Berat Molekul : 36,46

Bahaya

Mata: Dapat menyebabkan cedera mata ireversibel. Uap atau kabut dapat

menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah. Kontak dengan cairan bersifat

korosif pada mata dan menyebabkan luka bakar yang parah. Kulit: Kontak

dengan cairan bersifat korosif dan menyebabkan luka bakar dan ulserasi yang

parah. Tingkat keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan

durasi paparan. Proses menelan: Menyebabkan luka bakar saluran pencernaan

yang parah dengan sakit perut, muntah, dan kemungkinan kematian. Dapat

menyebabkan korosi dan kerusakan jaringan permanen pada kerongkongan

dan saluran pencernaan. Terhirup: Dapat berakibat fatal jika terhirup. Dapat

menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan sakit tenggorokan,

batuk, sesak napas dan edema paru yang tertunda. Menyebabkan luka bakar

kimia pada saluran pernapasan. Menyebabkan tindakan korosif pada selaput

lendir. Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat

menyebabkan dermatitis. Paparan berulang dapat menyebabkan erosi gigi.

Paparan berulang terhadap uap atau kabut HCl konsentrasi rendah dapat

menyebabkan pendarahan pada hidung dan gusi. Bronkitis kronis dan gastritis

juga telah dilaporkan.

Penanganan

Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air setidaknya

selama 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal

15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis

segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah

memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis.

 

4.      Kalsium karbonat (CaCO3)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik : Padat

Penampilan : putih

Bau : tidak berbau

pH : 8-9 (larutan)

Titik Pembekuan /Leleh: 825 derajat C

Suhu Dekomposisi : 825 derajat C

Kelarutan : Sedikit larut dalam air.

Kepadatan : 2.7-2.9

Rumus Molekul : CaCO3

Berat Molekul : 100.09

76

Bahaya

Mata : Menyebabkan iritasi mata.

Kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit.

Tertelan: Tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi

gastrointestinal. Diharapkan menjadi bahaya konsumsi yang rendah.

Penghirupan: Bahaya rendah untuk penanganan industri biasa. Inhalasi yang

berlebihan dapat menyebabkan iritasi pernapasan ringan.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali

angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil

melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis

jika iritasi berkembang atau berlanjut.

Tertelan: Dapatkan bantuan medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar

dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika

tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.

Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.

 

5.      Asam sulfat (H2SO4)

Sifat Fisika dan Kimia

Rumus kimia : H2SO4

Berat Molekul : 98,07

Keadaan Fisik : Cair

 Penampilan : berminyak - bening tidak berwarna hingga kuning

28

 Bau : tidak berbau

 pH : 0,3 (larutan 1N)

 Tekanan Uap : < 0,001 mm Hg @ 20 derajat C

 Kepadatan Uap : 3,38 (udara = 1)

 Tingkat Penguapan : Lebih lambat dari eter.

 Viskositas : 21 mPas @ 25 C

 Titik didih : 290 - 338 derajat C

 Titik Pembekuan/Leleh:10 derajat C

 Suhu Dekomposisi : 340 derajat C

 Kelarutan : Larut dengan banyak panas

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Dapat menyebabkan cedera

mata ireversibel. Dapat menyebabkan kebutaan.

Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Tingkat keparahan cedera tergantung pada

konsentrasi larutan dan durasi paparan.

Tertelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran

pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan.

Terhirup: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dengan rasa sakit

terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, mengi, sesak napas dan edema paru.

Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.

Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan

dermatitis. Inhalasi yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan

mimisan, hidung tersumbat, nyeri dada dan bronkitis. Kontak mata yang lama

atau berulang dapat menyebabkan konjungtivitis. Efek mungkin tertunda.

Pekerja yang terpapar kabut asam sulfat secara kronis dapat menunjukkan

berbagai lesi pada kulit, trakeobronkitis, stomatitis, konjungtivitis, atau gastritis.

Paparan di tempat kerja terhadap kabut asam anorganik kuat yang mengandung

asam sulfat bersifat karsinogenik bagi manusia.

Penanganan

Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal

15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal

15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan

bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera.

Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun

melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis.

Pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan

buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.

 

6.      Besi (III) klorida (FeCl3)

Sifat Fisika dan Kimia

Bentuk : Serbuk

Warna : Hijau sampai hitam

Bau : Pedih

pH : 1 pada 200 g/l 20 °C

40

Titik lebur : 306 °C (penguraian)

Bahaya

dapat menyebabkan korosif pada logam, menyebabkan iritasi pada kulit, dan

dapat menyebabkan iritasi pada mata yang serius.

Penanganan

Setelah menghirup: hirup udara segar.

Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang

terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.

Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi

dokter mata. Lepaskan lensa kontak.

Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling

banyak). Periksakan ke dokter.

7.      Natrium hidroksida (NaOH)

Sifat fisika dan Kimia

Keadaan Fisik : Padat

Penampilan : putih

Bau : Tidak berbau

pH : 14 (5% aq soln)

Tekanan Uap : 1 mm Hg pada739 derajat C

Kepadatan Uap : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.

Viskositas : Tidak tersedia.

Titik didih : 1390 derajat C pada 760 mmHg

Titik Pembekuan/Leleh : 318 derajat C

Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.

Kelarutan : Larut.

Gravitasi/Kepadatan Spesifik : 2,13 g/cm3

Berat Molekul : 40

Identifikasi Bahaya

Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada

saluran pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembaban dari

udara).

Mata : Menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan kebutaan.

Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea.

Kulit : Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam

dan tembus.

Tertelan : Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran

pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat

menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Menyebabkan sakit parah, mual,

muntah, diare, dan syok.

Inhalasi : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru.

Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk,

luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma. Menyebabkan luka

bakar kimia pada saluran pernapasan.

Kronis : Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan

dermatitis. Efek mungkin tertunda

Pertolongan Pertama

103

Mata : Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal

15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit : Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal

15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan

bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan : Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis

segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan

apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan

pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan

medis.

8.      Ethanol (C2H5OH)

Rumus kimia : C2H5OH

Massa molar : 46.069 g/mol

Penampilan : Cairan tidak berwarna

Densitas : 0.8 g/cm3

Titik didih : 78.5oC

Titik leleh : -114.1oC

Titik nyala : 12.8oC (55oF)

pH : 7 pada 10 g/l pada 20oC

Kelarutan : 1000.0 mg/mL dalam air

Viskositas : 1.074 mPa.s pada 25oC

43

Bahaya

Flammable, irritant

Penanganan

Terkena mata : bilas dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata. Lepas

lensa kontak. Terkena kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang

terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Terhirup : segera hirup

udara segar. Tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas paling

banyak). Periksakan ke dokter.

9.      Perak nitrat (AgNO3)

SIFAT FISIKA DAN KIMIA

Keadaan Fisik : Padat

Penampilan : putih

Bau : tidak berbau

pH : ~ 6

Tekanan Uap : Tidak tersedia.

Kepadatan Uap : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.

Viskositas : Tidak tersedia.

Titik didih : 433 derajat C

Titik Pembekuan/Leleh: 212 derajat C

Suhu Dekomposisi : 440 derajat C

Kelarutan : Larut.

Gravitasi / Kepadatan Spesifik: 4,35

Rumus Molekul : AgNO3

Berat Molekul : 169,87

BAHAYA

Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata.

Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui

kulit.

Tertelan: Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Mungkin

berbahaya jika tertelan. Menelan garam perak terlarut dapat menyebabkan

argyria, ditandai dengan pigmentasi biru-abu-abu permanen pada kulit, selaput

lendir, dan mata. Dosis mematikan bagi manusia adalah 2 gram atau sekitar 28,6

mg/kg.

Penghirupan: Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas

dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma.

Kronis: Dapat menyebabkan methemoglobinemia

Menghirup atau menelan garam perak secara kronis dapat menyebabkan argyria

PENANGANAN

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali

angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama

minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN menginduksi muntah. Jika

sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

112

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika

sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis. Jangan gunakan

resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat tersebut;

menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi

dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.

Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejala dan suportif.

10.  Tembaga (II) sulfat (CuSO4)

Sifat Kimia dan Fisika

Nama Produk : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat

Berat Molekul : 249.6 g/mol

Bentuk : padat

Warna : biru

Bau : Tak berbau

Ambang Bau : Tidak berlaku

pH : 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C

Titik lebur : 147 °C

Densitas : 2,284 g/cm3 pada 20 °C

Kerapatan (den-sitas) : relatif Tidak tersedia informasi.

Kelarutan : dalam air 317 g/l pada 20 °C

BAHAYA

Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan kerusakan mata yang serius. Sangat

toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

PENANGANAN

Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.

Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan

mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.

Segera hubungi dokter.

Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi

dokter mata.

Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera

hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak. Setelah tertelan: segera

beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.

 

11.  Asam nitrat (HNO3)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik : Cair

Penampilan : bening hingga kuning

Bau : bau menyengat - bau tajam - bau menyesakkan

pH : 1,0 (0,1M soln)

Tekanan Uap : 51 mm Hg @ 25 derajat C

Densitas Uap : 2,17 (udara=1)

Viskositas : 0,761 cps @ 25 deg C

Titik didih : 86 deg C

Titik beku/lebur : -42 deg C

Kelarutan : Larut dalam air.

Berat Jenis : 1,4

Rumus Molekul : HNO3

Berat Molekul : 63,01

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Kontak langsung dengan

cairan dapat menyebabkan kebutaan atau kerusakan mata permanen. Kulit:

Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan

tembus. Asam nitrat pekat mewarnai kulit manusia dengan warna kuning saat

kontak. Proses menelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen

pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan.

Dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Dapat menyebabkan efek

sistemik. Penghirupan: Efek mungkin tertunda. Menyebabkan luka bakar kimia

pada saluran pernapasan. Inhalasi bisa berakibat fatal sebagai akibat dari kejang,

peradangan, edema laring dan bronkus, pneumonitis kimia dan edema paru.

Aspirasi dapat menyebabkan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistemik.

Dapat menyebabkan edema paru akut, asfiksia, pneumonitis kimia, dan

obstruksi jalan napas bagian atas yang disebabkan oleh edema. Tergantung pada

kondisinya, uap atau asap asam nitrat sebenarnya dapat berupa campuran asam

nitrat dan berbagai oksida nitrogen. Komposisi dapat bervariasi dengan suhu,

kelembaban, dan kontak dengan bahan organik lainnya. Kronis: Paparan uap

asam nitrat konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pneuomonitis dan edema paru

yang dapat berakibat fatal. Gejala mungkin atau mungkin tidak tertunda.

Paparan terus menerus terhadap uap & kabut asam nitrat dapat menyebabkan

bronkitis kronis, & paparan yang lebih parah menyebabkan pneumonitis kimia.

Uap & kabut asam nitrat dapat mengikis gigi, terutama mempengaruhi gigi

taring & gigi seri.

Penanganan

25

Mata: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN biarkan korban menggosok

mata atau menutup mata. Diperlukan irigasi ekstensif dengan air (setidaknya 30

menit).

Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air

selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Hancurkan sepatu

yang terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Jika korban sadar dan waspada, berikan

2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut

kepada orang yang tidak sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis segera.

Inhalasi:Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan pindahkan ke

udara segar segera. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit

bernafas, berikan oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut. Jika

pernapasan telah berhenti, lakukan pernapasan buatan menggunakan oksigen

dan alat mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.

 

12.  Natrium karbonat (Na2CO3)

Sifat fisika dan Kimia

Keadaan Fisik : Bubuk

Penampilan : putih

Bau : tidak berbau

pH : Tidak tersedia.

Tekanan Uap : Tidak tersedia.

Kepadatan Uap : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.

Viskositas : Tidak tersedia.

Titik didih : 1600 derajat C pada 760 mmHg

Titik Leleh : 851 derajat C

Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.

Kelarutan : 22 g/100mL (20 °C)

Gravitasi / Kepadatan Spesifik : 2.53

Berat Molekul : 105,99

Identifikasi Bahaya

Mata: Menyebabkan iritasi mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran

air mata).

Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit.

Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Mungkin

berbahaya jika tertelan.

Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran

pernapasan.

Kronis: Efek reproduksi yang merugikan telah dilaporkan pada hewan.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali

angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama

minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis.

105

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika

tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.

Dapatkan bantuan medis.

 

13.  Amonium hidroksida (NH4OH)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik : Cair

Penampilan : jernih, tidak berwarna

Bau : bau menyengat - seperti amonia

pH : 13,6

Tekanan Uap : 557 mm Hg @ 21 derajat C

Densitas Uap : 0,59 (udara=1)

Titik didih : 27 derajat C

Titik Beku/ Leleh : -69 derajat C

Kelarutan : Larut.

Berat Jenis : 0,89

Rumus Molekul : NH4OH

Berat Molekul : 35,04

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Lachrymator (zat yang

meningkatkan aliran air mata). Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin

berbahaya jika diserap melalui kulit. Tertelan: Berbahaya jika tertelan.

Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Menyebabkan penyempitan

tenggorokan, muntah, kejang, dan syok. Inhalasi: Menyebabkan luka bakar

kimia pada saluran pernapasan. Toksik jika terhirup. Dapat menyebabkan gagal

jantung dan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat. Kronis:

Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Eksperimen laboratorium telah

menghasilkan efek mutagenik. Paparan kronis dapat menyebabkan efek darah.

Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan tumor.

11

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali

angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air

selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang

terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis segera.

Hubungi pusat kendali racun.

Inhalasi:Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit

bernafas, berikan oksigen. KECEPATAN ADALAH PENTING, DAPATKAN

BANTUAN MEDIS SEGERA. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika

korban menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan

dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah atau

perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.

 

 

 

Komentar

Postingan Populer