[B1] Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 Materi dan Perubahannya

 Laporan Praktikum Kimia Dasar 1

 Materi dan Perubahannya






Disusun Oleh: 

 Raidiva Satriani Rianto (11220960000051)

Farah Syafira Adzania (11220960000061)

Annisa Nikita Dyningrum (11220960000067) 

Qaila Zahra Calalbie (11220960000069)





Jurusan Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2022






BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan

      Prinsip percobaan kali ini adalah dengan mengamati materi dan perubahannya yang umumnya dikelompokkan ke dalam dua kategori fisik atau kimia.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu membedakan sifat fisik dari unsur (logam dan non logam).

2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat fisik senyawa dan faktor yang mempengaruhinya.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat kimia dan faktor yang mempengaruhinya dari suatu unsur dan senyawa.

4. Mahasiswa mampu menentukan apakah suatu zat mengalami perubahan fisika atau kimia dan menjelaskan ciri-ciri dari kedua perubahan tersebut.











BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

     Materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Istilah materi sering disamakan dengan istilah benda dan zat. Materi terbagi menjadi dua, yaitu zat tunggal dan campuran. Zat tunggal meliputi unsur dan senyawa. Sedangkan campuran meliputi campuran homogeny dan heterogen. (Sapta Hari, Bayu., 2019)

    Salah satu cara yang digunakan dalam menggolongkan materi berdasarkan sifat-sifat fisika atau kimianya. Sifat-sifat dapat dibagi atas dua golongan, serbasama (homogen) dan serbaneka (heterogen), Materi serbasama mempunyai sifat fisika dan kimia yang tetap tanpa memandang banyak zat yang diukur. Materi serbaneka (heterogen) tidak mempunyai sifat-sifat yang tetap. Bila gula dan garam dicampur dapat terlihat serbasama. Tetapi campuran tersebut berupa serbaneka karena masingmasingnya mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang Sangat berbeda

    Sifat-sifat fisika merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa senyawa mengalami perubahan komposisi. Sifat-sifat fisika sangat banyak macamnya. Sifat-sifat fisika yang terpenting di antaranya adalah wujud (padat, cair atau gas), warna, densitas, bentuk kristal, titik leleh, titik didih, hantaran listrik, kelarutan, kekerasan, dan lain-lain. Bau dan rasa juga termasuk sifat fisika walaupun diperlukan reaksi kimia untuk mengamatinya.

    Sifat-sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan komposisi, di mana harus berlangsung reaksi kimia. Besi berkarat, kayu terbakar, hidrogen meledak, dan uranium meluruh secara radioaktif merupakan contoh-contoh perubahan kimia. Perubahan kimia selalu diikuti oleh perubahan energi. Perubahan kimia diamati seperti pembentukan gas, pembentukan senyawa sulit larut, perubahan warna, dan perubahan suhu.








BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

    Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 1 buah gelas piala 600 ml, 1 buah gelas piala 250 ml, 1 buah thermometer, 1 buah tabung reaksi diameter 2 cm, 1 buah cawan penguap, 12 buah tabung reaksi, 3 buah tabung reaksi, 1 buah hotplate, 1 buah bunsen, 1 buah penjepit tabung reaksi, 10 buah pipet tetes, 1 buah gelas piala 100 ml.

3.2 Bahan

    Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Botol-botol kecil berisi; serbuk aluminium, magnesium, belerang, karbon dan seng. Metil alkohol (CH3OH), naftalena (C10 H8), cairan sampel (aseton), Iod, sukrosa (C12H22O11), serbuk belerang (S), kawat tembaga (Cu), padatan kalium dikromat, larutan natrium karbonat, larutan natrium sulfat, larutan asam klorida encer, larutan natrium nitrat, larutan timbal (II) nitrat, larutan kalium iodida, metanol, heksana, aquadest.

3.3 Prosedur Percobaan



















BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN








4.2 Pembahasan

    Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan pertama kali adalah dengan memperhatikan beberapa zat seperti Aluminium, Magnesium, Seng, Karbon, dan Belerang. Kelima zat ini kemudian dicatat sifat-sifat fisika dan kimianya. Hasil pengamatan menunjukkan aluminium memiliki sifat fisik berbentuk padatan berwarna silver dan tidak berbau. Seng memiliki sifat fisik berbentuk butiran halus, berwarna abu muda dan tidak berbau. Karbon memiliki sifat fisik berbentuk serbuk halus, berwarna hitam dan tidak berbau. Belerang memiliki sifat fisik berbentuk serbuk berwarna kuning dan memiliki bau menyengat.

    Selanjutnya adalah percobaan menentukan titik didih, titik didih adalah suhu atau temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Pada percobaan kali ini mula-mula dimasukkan 300 ml air ke dalam gelas piala lalu didihkan. Setelah mendidih, pemanas dimatikan kemudian dimasukkan 2 ml metil alkohol dan sebutir batu didih ke dalam tabung reaksi. Kemudian tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas piala berisi air, dimasukkan pula termometer ke dalam tabung reaksi sampai 1cm di atas permukaan metil alkohol. Ditunggu hingga metana mendidih, lalu dicatat suhunya. Hasil pengamatan metanol mendidih pada suhu 65°C.

    Yang ketiga adalah kelarutan. Kelarutan diartikan sebagai keadaan suatu senyawa baik padat, cair, maupun gas berada pada fase terlarut atau tercampur seluruhnya yang membentuk suatu larutan homogen baru. Kelarutan bergantung pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain terutama ion-ion dalam campuran itu. Pada percobaan kali ini ada 3 bahan yang diuji yaitu Sukrosa, Naftalena, dan Belerang. Ketiganya dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi berisi air yang berbeda. Setelah dikocok, dapat disimpulkan dari hasil pengamatan bahwa Sukrosa larut dalam air karena sama-sama polar, air, dan Naftalena tidak larut karena Naftalena bersifat non-polar, terakhir adalah belerang yang juga tidak larut dalam air karena bersifat non-polar.

    Yang keempat adalah pencampuran. Pada percobaan kali ini mula-mula dimasukkan air sebanyak 5ml ke dalam tabung reaksi, lalu dimasukkan pula 2mL metanol dan yang kedua dimasukkan heksana. Setelah dikocok hasil yang didapatkan adalah air dan metanol mencampur dengan baik sementara air dan heksana tidak dapat tercampur. Hal ini disebabkan oleh gaya adhesi antar air dan alkohol sama besar dengan gaya kohesinya sehingga keduanya tercampur dengan baik, sementara heksana bersifat non-polar sehingga saat dicampurkan dengan air maka hasilnya tidak dapat tercampur.

    Pada percobaan selanjutnya yaitu mempelajari perubahan fisika dan kimia. Mula-mula kawat tembaga dipanaskan menggunakan korek lalu terjadi perubahan warna pada kawat. Yang kedua adalah pemanasan naftalena, awalnya naftalena diambil secukupnya dan dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian dipanaskan dengan hotplate. Hasil yang didapatkan adalah naftalena meleleh/mencair kemudian menguap dan berubah menjadi kristal. Dapat disimpulkan kawat yang dibakar mengalami perubahan kimia, sedangkan pemanasan naftalena mengalami perubahan fisika.

    Selanjutnya adalah percobaan terakhir yaitu reaksi larutan. Mula-mula disiapkan 4 tabung reaksi. 2 tabung reaksi masing-masing dimasukkan natrium karbonat dan natrium sulfat, lalu keduanya ditetesi HCl dan diamati perubahannya. Dicatat perubahan pada keduanya yaitu tidak adanya perubahan warna dan adanya endapan, Lalu 2 tabung reaksi berikutnya diisi masing-masing dengan timbal nitrat dan natrium nitrat lalu ditetesi kalium iodida. Hasil yang seharusnya didapat adalah timbal nitrat + kalium Iodida berubah warna menjadi kuning. Sementara natrium nitrat + kalium iodida tidak memiliki perubahan warna.

    Sifat fisika adalah sifat yang ditunjukkan zat tanpa melibatkan perubahan dan interaksinya. Sebagai contoh titik leleh, titik didih, daya hantar listrik, dan kemagnetan. Sedangkan sifat kimia adalah kemampuan interaksi antara satu zat dengan zat lainnya. Contoh kemampuan terbakar, korosif, reaktifitas terhadap asam. (Zulys, Agustino. 2020)

    Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai terbentuknya zat baru, atau dapat disebut juga perubahan yang hanya mengubah wujud fisiknya. Contoh : air yang dipanaskan kemudian mendidih, es batu yang mencair.

    Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan / membentuk zat baru. Contoh : besi yang berkarat, terjadinya perubahan warna dan suhu.

    Cara membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia adalah dengan memperhatikan ciri keduanya. Perubahan fisika memiliki ciri di mana perubahan yang dialami suatu zat dapat kembali ke keadaan semula. Sebagai contoh es batu yang mencair akan dapat kembali lagi membeku. Sedangkan perubahan kimia tidak dapat kembali lagi ke dalam keadaan semula. Adapun penyebab kedua perubahan itu terjadi berbeda. Perubahan fisika umumnya terjadi disebabkan oleh gaya dan suhu. Sedangkan perubahan kimia terjadi disebabkan oleh reaksi kimia contohnya membuat kue menggunakan baking soda.






BAB V 

KESIMPULAN

1. Sifat fisik unsur logam yaitu dalam suhu ruang berupa padatan dan mengkilap. Sedangkan sifat fisik unsur non-logam berbentuk serbuk

2. Sifat fisik senyawa mencakup massa jenis, momen dipol, konstanta, rotasi optik, kelarutan, titik lebur, titik didih, dan pH

3. Sifat kimia adalah kemampuan interaksi suatu zat dengan zat lainnya. Faktor yang mempengaruhi perbedaan sifat kimia suatu senyawa adalah perbedaan ikatan molekul penyusunnya.

4. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai terbentuknya zat baru. Contohnya saat percobaan pemanasan naftalen. Ciri perubahan fisika adalah dapat kembali ke bentuk semula. Perubahan kimia adalah perubahan yang disertai terbentuknya zat baru. Contohnya adalah kawat yang dibakar berubah warna. Ciri perubahan kimia adalah tidak dapat kembali ke keadaan semula.







DAFTAR PUSTAKA

Sinala, Santi, 2016., Farmasi Fisik, Jakarta, Pusdik SDM kesehatan.

Zulys, Agustino, 2020., Materi dan Perubahannya, Jakarta, Universitas Indonesia.

Boangmanalu, Sahmiati. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Unsur Logam, academia.edu.

Nurhasni., DIS, Yusraini., 2022, Pedoman Praktikum Kimia Dasar 1., Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Sapta Hari, Bayu., 2019, Materi dan Perubahannya, Penerbit Duta, Ipusnas













LAMPIRAN






Komentar

Postingan Populer